Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 105)

16 Mei 2023   08:17 Diperbarui: 16 Mei 2023   11:51 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Uh, mengapa Anda tiba-tiba bisa menanyakan seseorang yang tidak ada di antara kita?" si pendeta Edward Bennet belum siap menerima pertanyaan itu. Dalam hatinya terbetik aneka dugaan, Jangan-jangan Rose telah melanggar perjanjian denganku sebagai alasan untuk mengusirku keluar dari 'halaman rumahnya'! Huh, awas saja! Kalian tidak tahu apa saja yang sanggup dan hampir kulakukan!


Tentu saja sebagai Hamba Tuhan, Edward Bennet tak bisa berbicara selugas itu. Dengan senyum yang paling ramah dan tulus, ia membalas Henry Westwood, " Sayangnya, saya bukan seorang brother's keeper, penjaga saudara laki-laki apalagi yang jauh lebih senior. Sebagai atasan, beliau tentu memiliki alasan tersendiri." Edward menambahkan sebagai basa-basi, "Sebenarnya mengapa Anda bertanya?"

"Karena sejujurnya saya sedikit heran, mengapa pernikahan salah satu bangsawati paling terhormat di Chestertown tidak langsung dilayani oleh pendeta nomor satu, melainkan Anda..." Henry bertambah tidak senang saja dengan pendeta yang satu ini.

"Uh, itu hak beliau, kurasa Anda sebagai seorang bawahan juga tidak pantas mempertanyakan," Edward membuang muka, tak ingin memperpanjang pembicaraannya dengan pria yang kurang dikenal ini.

"Baiklah, sudah cukup informasinya, Rev. Edward Bennet, saya ucapkan terima kasih banyak."

"Well, your welcome, jika begitu saya juga mau meninjau keadaan penghuni kamp dulu. Permisi, Tuhan memberkati!"

Tanpa banyak ekspresi, kedua pria itu segera berpisah.


Henry Westwood bertambah yakin, hubungan antara almarhum James dan Edward sama sekali tidak mesra. Ia bertambah curiga. Meskipun Lady Rosemary takkan pernah mengungkapkan dan Orion belum juga menceritakan, ia kini tambah mengerti bahwa semua yang terjadi bukan tanpa alasan.

Ada masalah terpendam di kompleks Delucas. Bukan mengenai zombie, akan tetapi jauh lebih parah daripada itu!

****

"Kenneth, nanti sore akan kuadakan go downtown seperti yang telah kurencanakan. Kuharap kau bisa memimpin rombongan itu."

Lady Rosemary sedang berdua saja bersama Kenneth di ruang kerja pribadi dokter itu, jauh tersembunyi di dalam Lab Barn. Sang pemilik kompleks tentu saja tak ingin sumber daya yang ia sudah timbun dengan susah payah digunakan begitu saja oleh dokter ini, orang yang sebenarnya ia pekerjakan untuk memata-matai dan merebut simpati Maharani Cempaka!

"Mengapa harus aku? Bukan seorang pemburu atau polisi yang terbiasa memegang senjata, kurasa aku harus skip kali ini," Kenneth berusaha menolak dengan halus sambil tertawa kecil, "mungkin akan jauh lebih baik jika Tuan Orion saja yang pergi, dia kelihatannya seorang pemimpin kelompok dan penembak yang baik!"

"Suamiku tak boleh sampai tertimpa masalah, walau sekecil apapun. Kenneth, jangan lupa jika semua proyek kemanusiaan ini ada atas izin dan biayaku. Dan kau harus bisa menuruti semua permintaanku..." Lady Rosemary balik mendesak.

"Oh, baiklah!" Kenneth mengangkat tangan sedikit tanda menyerah, "Akan tetapi, alangkah baiknya jika ada yang menemaniku, bagaimana jika Nona Maharani saja? Sisanya terserah!"

Mata Lady Rosemary berkilauan, "Ide yang baik! Dalam perjalanan kalian nanti, bisa saja kau memulai pendekatan dengannya! Jadi ia takkan dekat-dekat terus dengan Orion... dan putraku!"

"Leon?" heran Kenneth, hampir tertawa.

"Ya. Bocah ingusan itu agaknya berbakat playboy seperti ayah kandungnya, malah lebih parah, bisa suka kepada wanita yang tujuh tahun lebih tua! Tetapi tenang saja, kau bisa lebih duluan mengambil si nona muda cantik, jika kau mau!"

"Tentu saja, jangan khawatir! Aku bisa mengatasi segalanya!"

"Dan satu hal lagi, Kenneth! Berikan aku beberapa dari zombie-mu, serta tentu saja yang pertama itu... Aku ingin mengadakan sedikit hiburan malam saja di sini! Mungkin mereka takkan selamat, well, bagaimanapun mereka pada akhirnya harus dibersihkan, bukan? Mereka akan kujadikan ajang pembelajaran bela diri bagi penghuni kompleks!!"

"Hei, tidak bisa, Lady Rosemary yang terhormat! Mereka semua sudah ada dalam programku, proyek penemuan antivirus!" Kenneth terkejut sekali dengan permintaan Rose itu.

"Seberapa pentingnya, Dokter? Apakah kau sebegitu terobsesinya pada mereka dan melupakan the ultimate goal, tujuan kita yang sebenarnya?"


Kenneth yang sedari tadi duduk santai di balik meja kerja, tetiba berdiri. "Pokoknya jangan kau sentuh objek-objek eksperimenku seujung jaripun, atau..."


Mata Kenneth dan Rose bertatapan tajam. Biasanya mereka kompak, baru kali inilah mereka berselisih.

"Kau berani mengancamku, Kenneth?"

"Aku tak berkata aku mengancammu. Hanya ingin kau tahu, aku masih menyimpan banyak rahasia yang belum terkatakan. Itu saja, dan titik! Jika kau tak keberatan, silakan tinggalkan ruanganku dan urus semua sesuka hatimu, percayalah, aku akan datang nanti malam tepat pada waktunya. Aku bukan seorang pengecut!"

***

Orion merasa sedikit lega saat kepergiannya bersama Henry Westwood belum sampai dicurigai dan diketahui oleh siapapun, setidaknya hingga saat ini. Dengan tenang ia pergi ke pantry untuk menyeduhkan dirinya sendiri satu sachet kopi Evernesia yang ia peroleh dari Rani.

"Cincin-cincin pernikahan dan surat sudah disembunyikan. Sayangnya pendeta kami sudah tiada. Kami harus menunggu saat yang tepat untuk mengakui semuanya dan bersiap angkat kaki dari sini..."

Ia belum tahu jika Leon yang masih penasaran dengan sepeda motornya yang rusak akan kembali ke garasi selepas jam pelajaran Bahasa Evernesia bersama adiknya dan Maharani.

Pemuda tanggung itu menyelip pergi seorang diri. Membuka pintu garasi dengan anak kunci yang selalu ia simpan, ia masuk ke dalam garasi. Tak lupa pemuda itu membawa senter kecil.

Begitu masuk ke dalam ruangan gelap itu, Leon bergidik. Tercium bau anyir menusuk serta jejak tanah yang semula saat kepulangan dari petualangan ia belum sempat perhatikan.

"Kelihatannya di sini baru saja terjadi sesuatu. Apakah ada hubungannya dengan orang yang menyelundup dan belum ditemukan? Yang sudah tahu tempat rahasia ini hanya sedikit. Apakah... Papa Orion atau Nona Rani tadi diam-diam kembali lagi ke tempat ini? Jika ya, untuk apa?"

(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun