Para Jamur terkejut. "Apa maksudmu?"
"Pada hari yang berangin ini mungkin aku akan berangkat. Kita mungkin akan segera berpisah. Akan tetapi kumohon kalian jangan bersedih, ya."
Para Jamur belum mengerti apa yang diungkapkan Dandelion itu. Malam hari pun tiba, hujan turun deras disertai deru angin. Dandelion terlihat pasrah dengan nasibnya, tangkainya tak begitu kuat, bahkan terombang-ambing, berusaha bertahan. Para Jamur tak bisa melihat apa yang terjadi dengan Dandelion. Sudah terlalu gelap, bulan dan bintang tak terlihat dalam cuaca seperti itu.
Keesokan pagi, para Jamur terkejut. Tangkai Dandelion terlihat gundul. Ke mana mahkota maha indah dan biji-bijinya, apakah mereka gugur?
"Mengapa jadi begini? Malang benar nasibmu, Dandelion! Apa yang dapat kami lakukan untuk menolongmu?
Para Jamur pun bersedih. Mereka meratapi hilangnya sahabat yang biasanya suka berkisah itu.
Akan tetapi beberapa waktu kemudian, di sekitar mereka mulai tumbuh beberapa benih baru. Para Jamur menyadari jika Dandelion telah kembali.
Tidak hanya satu, melainkan berpuluh atau beratus-ratus kali lipat!
"Oh, ini maksud kisahmu waktu itu, Dandelion. Kau biarkan biji-bijimu berpetualang bersama angin dan menyusul menemui saudara-saudaramu. Namun akhirnya kau kembali. Selamat datang, Sahabat!"
Demikianlah para Jamur bersukacita karena sesungguhnya Dandelion tidaklah mati, melainkan telah hidup kembali.
Tamat.