Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 96)

10 Mei 2023   11:35 Diperbarui: 10 Mei 2023   11:40 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi dengan kehadiran Mag, tentu saja Rose takkan berkata tidak boleh! "Ya, jika begitu, lakukan apa yang kau anggap perlu, Sayang! Oh ya, mungkin nanti malam akan kuadakan tim untuk turun ke Chestertown mencari pasokan bahan bakar. Kuharap ada yang bisa memimpin mereka!"

"Kau ingin aku yang turun tangan?" teringat jika pengalamannya beberapa jam yang lalu tak sepenuhnya menyenangkan, Orion tentu saja sebenarnya tak ingin kembali lagi.

"Hmm, aku belum tahu. Anyway, aku ingin jika ada seseorang yang bisa dipercaya mampu memimpin mereka. Nanti akan kupikirkan agar semua peraturan berjalan adil! Sekarang kau bisa pergi mengunjungi dokter Kenneth, Orionku Sayang! Jangan lama-lama, I still miss you very much!"

***

Sementara itu, Rani belum juga keluar lagi dari paviliunnya. Pengalamannya beberapa jam silam juga masih menggentarkan hati. Seumur hidup belum pernah dibayangkannya akan membunuh, meskipun yang ia petik nyawanya adalah orang-orang yang sudah tiada! Kejadian ini sungguh membuatnya takut.

Aku tak ingin jika harus memukulkan bet atau menembak siapapun lagi... Mungkin sebaiknya aku jadi guru yang baik saja dan tak main-main lagi ke kota untuk selamanya. Atau hingga pandemi Octagon-33 berakhir...

Pandemi kelihatannya tak akan cepat berakhir! Bahkan 'pengungsi dari gereja' - demikian kasak-kusuk dari orang-orang kompleks yang sempat Rani dengar - sudah semalaman menghuni kamp. Kamp misterius itu diam-diam mulai membuat Rani penasaran. Mengapa harus terpisah? Apakah hanya karena Rose tak ingin mereka menularkan virus Octagon semata-mata?

Aku ingin sekali melihat-lihat kamp itu. Meskipun dengar-dengar Lady Rose tak mengizinkan seorangpun anggota keluarganya mendekat sedikitpun. Aku bukan seorang Delucas, jadi tentunya takkan ada masalah!

Siang itu juga, Rani berjalan-jalan kaki seorang diri keluar dari paviliunnya. Ia tak berharap akan bertemu dengan Orion. Di dalam kompleks ini, mereka bukan siapa-siapa. Dengan sedih Rani harus belajar berpura-pura tegar hingga entah kapan lagi ada waktu bagi mereka untuk bisa bersama.

Kamp tamu rahasia bernama Edward Bennet yang menghebohkan itu kini sudah sangat dekat dengan jalan setapak sepi yang dilalui Rani.

"Hah, jejak apa itu?" Rani terkesiap, menemukan sebuah kejanggalan. Sebuah lubang di tanah berukuran sebesar tubuh manusia berada tak jauh dari pagar pembatas yang konon dialiri arus listrik. Dari dalamnya, jejak-jejak tanah masih cukup nyata 'tercetak' di atas rerumputan hijau. Ia spontan berjalan menelusurinya. Rani ingat, kalau tidak salah, ke mana jejak itu mengarah menuju ke...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun