Astaga! Tempat ini ternyata juga tak aman! sosok misterius itu terburu-buru bersembunyi di balik bayang-bayang beberapa mobil terparkir. Dari kolong kendaraan-kendaraan dilihatnya seberkas cahaya matahari memancar masuk. Ruangan besar itu sejenak terang benderang, lalu pintu-pintu ditutup dan kembali gelap.
Dalam kesakitannya, sosok misterius itu berusaha mendengarkan dengan baik semua percakapan beberapa orang yang baru datang.
"Akhirnya kita tiba kembali di rumah dengan selamat, Papa Orion, Nona Rani! Terima kasih!"
"Sama-sama, Leon, Grace!" ucap Orion lega dan gembira.
Hah, Orion Brighton? Dia ada di sini! sosok misterius terkesiap.
"Sekarang bagaimana aku bisa menumpang di sini tanpa sepengetahuan Rose bahwa kalian yang menjemputku?" suara Lady Magdalene Brighton ikut memecah kesunyian.
"Kurasa kau harus mengarang sesuatu, Orion. Jadi Lady Mag tidak muncul tiba-tiba dalam kompleks dan mengejutkannya!" usul Rani.
"Ya, kira-kira, apa yang dapat kita lakukan?" Orion berpikir sejenak.
"Bagaimanapun Lady Magdalene harus lewat pintu depan, jika tidak, kemunculannya secara tiba-tiba akan dipertanyakan!" Rani kembali memberi opini.
"Hmm, baiklah, kita bermain drama saja. Namun akan sedikit riskan," Orion berpaling kepada ibunya, "Mama harus sedikit berputar kompleks ini seolah-olah baru datang dan hendak masuk kemari, nanti aku akan menjemputmu di depan gerbang utama."
"Apakah Rose akan mengizinkan kedatanganku?" ragu Mag.
"Sebagai istriku, ia harus menurutiku! Well... walaupun..." Orion hampir saja keceplosan menyebutkan hal yang tak boleh diketahui Leon-Grace! "Bagaimanapun ia sahabatmu sendiri dan aku akan membujuknya agar menerimamu di sini, meski wajib melalui pemeriksaan kesehatan!"
"Baiklah!" Mag setuju, "But, I need a weapon, just in case!" ia teringat bahwa jalan-jalan perbukitan sekeliling kompleks Delucas mungkin sudah tak seaman kemarin-kemarin.
"Ma'am, silakan ambil, Anda boleh memakai pistolku! Ini lebih cocok untuk wanita dibanding sepucuk hunting rifle!" Rani bergegas mengulurkan senjata api andalannya yang sudah kembali berisi peluru lengkap.
"Oh, what a good handgun, that's so nice of you, Ms. Rani! Thank you very much, I'll return it later!"
"Dan jika Lady Mag membutuhkan bet kasti, ada padaku!" Leon turut memberikan 'senjata tangan daruratnya' yang sudah dikembalikan Orion dan Rani.
"Oh, lengkap sekali persenjataanku! Baiklah, kupinjam juga benda ini! See you soon!"
Orion memberitahukan rute jalan kepada ibunya, lalu membukakan lagi pintu gerbang rahasia disertai ucapan hati-hati.
Kelimanya segera berpisah; Orion-Rani dan para remaja keluar ke dalam kompleks, Lady Mag kembali ke pintu rahasia untuk menuju gerbang utama seorang diri. Ia wanita yang berani, jarak beberapa menit berjalan kaki mengelilingi kompleks bukan masalah besar baginya!
Ternyata tadi... sosok yang bersembunyi mengambil kesimpulan, beberapa anggota keluarga Delucas dan Lady Magdalene Brighton! Sayangnya anak-anak itu tak boleh tahu. Hanya Orion, istri dan ibunya, karena mereka sudah tahu aku! Tidak, aku tak ingin mereka repot karena keberadaan dan kondisiku! Yang penting apa yang kubawa sampai kepada mereka!
Meskipun sosok itu tak tahu berapa lama lagi ia sanggup bertahan hidup...
***
Orion dan semua rombongan petualangannya segera bebersih di kamar mandi masing-masing dan beristirahat sejenak. Mereka lelah sekaligus lega bisa kembali dengan selamat walau misi di kota belum sepenuhnya berhasil.
Orion tak berlama-lama, segera menjemput ibunya di gerbang utama. Petugas-petugas piket jaga di sana yang sudah hafal sosok 'wanita sahabat nyonya rumah' segera membuka-tutup pintu gerbang setelah memastikan situasi sekitar aman.
"Selamat datang dan selamat siang, Lady Magdalene Brighton! Silakan masuk dan nikmatilah kunjungan Anda!" meskipun heran mengapa sang bangsawati tidak datang dengan kendaraan pengantar apapun, petugas-petugas bermasker itu tentu saja tak berani bertanya-tanya. Apalagi Orion sudah berdiri menunggu di sana.
"Terima kasih, Penjaga. Senang bisa berkunjung di saat-saat sukar seperti ini."
"Selamat datang, Mama! Kami menantimu. Mari kuantarkan ke Lab Barn untuk menjalani pemeriksaan kesehatan!" Orion bersikap sewajar mungkin menyambut ibunya.
Dalam hati, pemuda itu masih terus memikirkan keberadaan Rev. James. John saja tak tahu kabar kakaknya. Bagaimana melacak jejak pendeta tua itu? Sebuah pemikiran gila menggema di benaknya, Jangan-jangan, beliau menyelundup dalam rombongan Edward Bennet! Aku harus segera menemukan alasan untuk masuk ke sana, dengan atau tanpa izin Rose!
***
Lady Rose tak lama segera mendapat kabar mengenai kedatangan Mag, sahabatnya. Meskipun sempat heran, ia tak menolak. Ia bersiap-siap menyambut kedatangan 'mertuanya' itu di main mansion.
Hanya satu hal muncul mengusiknya, Sekarang bertambah satu lagi anggota kompleks perlindungan kami, sahabatku sendiri. Aku tak keberatan, hanya saja kini posisiku semakin berbahaya. Edward Bennet bisa saja melanggar perjanjian, membocorkan semua rahasia kepada Mag. Pendeta palsu itu harus segera kubungkam agar pernikahanku dengan Orion tetap 'abadi'!
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H