"Kita bisa berputar, cari jalan lain! Ayo, cepat kita tinggalkan tempat ini!"
Keduanya tak lama kemudian sudah berada di luar mansion Brighton. Leon menyalakan mesin sepeda motor sport-nya dan memerintahkan adiknya naik.
"Tapi Kak..." Grace merasa enggan, intuisinya berkata 'jangan pulang tanpa bantuan orang dewasa' dan ingin tetap bertahan di sini.
"Sudahlah, pilih, kau ikut denganku atau kelak diamuk mama kita dan tak boleh lagi kemana-mana untuk selamanya?"
Akhirnya Grace naik juga ke boncengan. Kedua remaja itu bergegas pergi dengan semua bawaan mereka tanpa meninggalkan pesan. Sayangnya, ada satu hal yang mereka lupa lakukan...
Lady Mag yang tertinggal sendiri terjaga paling akhir, belum menyadari kepergian kedua tamunya. Ia bangkit dari ranjang dan bergegas keluar untuk menemukan ruang tamu yang kosong...
"Astaga, Leon, Grace, kalian ada di mana? Apa kalian pergi tanpa pamit? Ya Tuhan, seharusnya pintu utama tadi kukunci! Orion dan Maharani bisa marah besar jika kedua anak Rose hilang, Leon dan Grace juga bisa berada dalam bahaya besar..."
Lady Mag berlari ke pintu utama yang tak terkunci. Saat mengintip dari jendela, ia segera sadar ia tak lagi sendiri. Terburu-buru mengunci pintu, tak berhenti-hentinya ia berdoa dalam hati.
"Oh my God. Mereka betul-betul ada. Semoga Orion dan Rani serta anak-anak Rose tak apa-apa! Sekarang, apa yang harus kulakukan?"
***
"Kita bergegas ke mansion Delucas atau menjemput ibumu dulu dan anak-anak?" Meninggalkan kompleks gereja setelah berpamitan dengan John, Rani sudah kembali berada di jalan raya bersama Orion, yang tampak jauh lebih cemas dari sebelumnya.