Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 85)

3 Mei 2023   12:21 Diperbarui: 4 Mei 2023   07:59 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain karya pribadi

"Ahhhh..."

Siapa di sana? dalam lelahnya, Kenneth merasa tak asing lagi dengan suara sayup-sayup sampai itu. Zombie? Tidak jauh dari sini... dari luar pagar atau dari area tamu, penghuni kamp Edward Bennet?

Kenneth bersiaga. Tapi suara itu tak terdengar lagi. Ah, kurasa hanya halusinasi karena aku terlalu lelah. Aku harus cuti, tetapi jika begitu, siapa yang bisa mengawasi Lab Barn? Tentu saja hanya aku yang bisa! Tidak, aku harus tetap sehat dan melanjutkan penelitianku! Menemukan vaksin Octagon... Mungkin dengan itu aku kelak akan berhasil memenangkan perhatian dan cinta Bu Guru Maharani!

***

Sementara belum ada seorangpun menyadari ketidakhadiran para remaja Delucas dan Orion-Maharani, keempatnya telah jauh meninggalkan garasi rahasia dan keluar lewat jalan kecil rahasia di sisi kompleks.  Tak ada penerangan di jalan, mereka hanya bisa mengandalkan cahaya benda langit di malam cerah. Leon membonceng adiknya, Orion membonceng Rani. Sebenarnya Leon kurang suka jika Rani berdekatan dengan ayah sambungnya itu. Tetapi Grace dan Orion memang 'tak boleh sampai tahu' apa-apa. Jadi Leon untuk sementara hanya bisa pasrah.

Mereka mengemudikan sepeda motor beriringan dengan sorot lampu seminim mungkin agar tidak menarik perhatian siapa-siapa, walaupun kelihatannya secara harfiah memang tak ada seorangpun.

"Sekarang kita ke mana, Papa Orion? Langsung ke Chestertown?" tanya Leon.

"Kita ke mansion Brighton dulu, ingin memeriksa keadaan ibuku, Lady Magdalene! Kalian keberatan?"

"Oh, tidak! Kami setuju-setuju saja!" Grace mengiyakan.

"Ya, setidaknya akan lebih lega bagi kita jika tahu Lady Mag baik-baik saja!" Rani menyetujui. Tanpa sadar sedari tadi ia merengkuh pinggul Orion sambil menempelkan dadanya ke punggung pemuda itu. Syukurlah kedua remaja Delucas sedang tak menghiraukannya. Mereka terlalu tegang.

Beberapa belokan lagi mereka akan tiba di kompleks Brighton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun