Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 83)

2 Mei 2023   14:21 Diperbarui: 2 Mei 2023   14:34 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover desain pribadi


Sementara di dalam lahan kosong luas itu, selain beberapa tenda darurat alias kamp yang telah berdiri, bus-bus para tamu terparkir di lahan dekat hutan belantara. Beberapa bagasi telah diturunkan dan dibongkar, sementara banyak yang masih dibiarkan.
Semula tak ada pergerakan berarti di bagian tersunyi kamp Edward Bennet itu. Tetiba ada sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang, yang bergerak-gerak dalam kegelapan.


Sosok penyelundup tak terdeteksi yang lolos dari kontrol penjaga kompleks!


Ia belum berubah menjadi zombie sempurna. Lebih tepatnya, ia belum lama terinfeksi. Sosok manusia yang belum mati! Itulah sebabnya ia masih memiliki sebetik kesadaran dan bisa bersembunyi hingga tak tertangkap dan tak bergabung dalam kerangkeng. Ia pun lolos dari sekapan, tak ikut masuk dalam 'penjara' Lab Barn!


Sebenarnya ada misi yang ia emban. Sosok misterius itu tak datang tanpa alasan. Aku harus melakukannya sebelum terlambat! Aku harus bisa bertemu dengan Orion Brighton, bagaimanapun caranya! Sebelum aku mati, aku harus...


***


Orion dan Rani nyaris terlelap bersama jika saja ponsel sang istri tak berbunyi. Alarm yang ia pasang pada pukul setengah dua belas malam itu mendendangkan sebuah ringtone lembut sebagai pengingat bahwa pertemuan intim mereka harus diakhiri.
Keduanya yang masih berpelukan, bercengkerama di ranjang segera menegakkan diri walau malas.


"Astaga, waktunya hampir tiba. Apa sebaiknya kita segera ke perpustakaan sendiri-sendiri?" Rani terburu-buru bangkit mengumpulkan satu persatu busananya kembali, mengenakan yang terpenting dulu sekadar agar mata Orion tak selalu mengembara di sana.


"Ya, kita berangkat dan kembali sesegera mungkin seperti malam pernikahan kita. By the way, kita harus bisa sekalian mampir menemui ibuku dan Reverend James untuk mengambil surat resmi kita!"


"Bersama Leon dan Grace? Mereka akan tahu semua rahasia kita!"


"Nanti kita pikirkan bagaimana caranya bisa menyelinap atau 'meninggalkan' mereka berdua, berpisah untuk sementara!"
Keduanya merasa segan harus mengakhiri malam itu. Apalagi Orion yang belum juga mau beranjak dari ranjang.


"Apa perlu aku yang memakaikan pakaianmu?" sindir Rani sambil memandang tubuh setengah polos suaminya yang langsing atletis dan tegap, hanya tertutup selimut dari perut ke bawah menyandar santai bertumpu lengan pada divan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun