Meski dalam hidup baru dua kali bersua,
Tanah kelahiran ibuku adalah jua kampung halamanku
*
Kota Medan, Sumatra Utara,
Lama sudah, puluhan tahun kita tak berjumpa
Sewaktu masih belia dan remaja,
Pernah diriku pulang ke sana
Rumah nenek ala 1900-an menyambut mesra,
Dengan gaya era kolonial dan halaman luasnya
Walau sebuah rumah tua saja,
Namun simpan sejuta kenangan,
Yang takkan lekang oleh zaman
Bermain di halaman,
Bersama sepupu dan teman
*
Santapan dan jajanan tak terlupakan,
Lezat nikmat semua ada, puaskan selera
Dari sedapmya Masakan Aceh, Padang hingga kudapan ala Negeri Jiran,
Semua bisa dinikmati di seluruh penjuru kota
Sate Padang di Selat Panjang hingga aneka bolu gulung dan Bika Ambon
Nikmatnya aneka kuliner peranakan dan hidangan laut segar yang beragam dijajakan,
Dari restoran hingga jajanan di tepi jalan,
Sering dibawa pulang dan jadi buah tangan
*
Saat itu Medan masih sejuk sederhana,
Namun sarat isi nostalgia
Teduh jalan-jalannya, nikmat ditelusuri bersama
*
Tak lupa berwisata ke Pematang Siantar, Berastagi dan Danau Toba,
Sejuk indah luar biasa alam permainya
Masih kuingat kami menginap di sebuah vila mungil berhias bunga aneka warna,
Serta indah pemandangan air terjun Tongging dari kejauhan, luar biasa
*
Medan, kapan kita bisa bertemu lagi?
Semoga Tuhan berikanku dalam hidup iniÂ
Satu dua kesempatan lagi
*
Jakarta, 25 April 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H