Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 76)

14 Maret 2023   09:47 Diperbarui: 14 Maret 2023   09:57 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Desain Pribadi

Orion bertekad, sekeluarnya nanti ia dari sini, ia takkan membiarkan Russell begitu saja. Apapun akan ia usahakan meskipun sulit dan dihalang-halangi dokter Kenneth.

Siang itu ia mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan menerima jatah santap siang dari seorang staf Lab Barn yang tak ingin banyak bicara. Hanya mengatakan bahwa Orion sudah sehat kembali dan siap untuk diizinkan keluar dari ruang isolasi nanti sore.

Sebelum pria berbaju hazmat itu pergi, Orion segera menahannya dengan pertanyaan, "Tunggu dulu, Tuan. Aku mendengar dua suara tembakan. Apa yang terjadi di luar sana?"

Staf Lab Barn itu mengangkat bahu, "Entahlah, kami masih belum yakin, Tuan Delucas. Yang jelas, sekitar pukul sepuluh dua orang asing yang ternyata sudah bereanimasi tertembak di kepala.  Pelakunya bukan pegawai kita. Jenazah mereka telah dievakuasi, dibawa kemari dan dimasukkan ke ruang jenazah oleh dokter Kenneth untuk diteliti. Hanya itu yang saya ketahui. Saya mohon diri, selamat menikmati makan siang Anda."

"Satu pertanyaan lagi, Tuan. Apa yang terjadi terhadap pasien di ruang sebelah? Mengapa sesekali ia mengerang lalu memukul-mukul tembok dan pintu?"

Staf itu tampak resah, lalu menjawab dengan suara pelan sekali seolah-olah takut ada staf lain yang mendengarkannya, "Maafkan saya, Tuan Russell di sebelah telah bereanimasi, kami gagal menyelamatkan nyawanya."

Orion sudah yakin sekarang jika Russell tak tertolong. Belum lagi puas, ia bertanya lagi, "Mengapa dokter Kenneth tidak mengakhiri penderitaannya? Kasihan sekali Russell!"

"Tidak bisa. Dokter Kenneth ingin menjadikannya objek penelitian. Ia bertekad ingin menemukan vaksin, tak ingin semuanya terlambat seperti saat pandemi Hexa-19 melanda! Baiklah, saya permisi dulu, Tuan." Staf itu terburu-buru pergi seolah-olah takut dokter Kenneth akan memergokinya.

Kenneth yang aneh. Mungkin ia datang kemari bukan hanya untuk menjadi dokter keluarga. Entah ia kawan atau lawan, mungkin seorang agen ganda atau bahkan untuk memata-matai diriku dan Maharani! Aku harus keluar dari sini bersama Rani... Kami harus melarikan diri dan segera mencari ibuku!

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun