"Akulah Sang Wanita Alfa
Bukan yang demen biasa-biasa,
Bukan pengikut selera pasar pasaran,
Kurang senang yang becek-becekan,
Sorry Jek!
Bukan sok ya, aku memang wanita alfa
Alpha Female istilah kerennya,
Betulan kok, jangan hakimi aku dulu,
Baca dulu puisi ini hingga selesai, biar nanti kamu gak penasaran seperti si Kukun,
Yang setia menunggui ruang rindu dan kadang ketawa cekikikan sendirian,
Walau gak ada yang ajak dia becanda di pukul tiga pagi
*
Aku setiap hari sorangan mejeng,
Bukan ngopi cantik sama geng,
Aku gak nyari lope sekebon,
Aku udah move on
*
Akulah Sang Wanita Alfa
Pasaran maaf bukan selera,
Asal tahu di mana hemat,
Aku datang rapat mendekat,
Tiap hari nongkrong di minimarket,
Lebih irit juga deket
*
Aku jalani pake kaki sendiri,
Sebisanya jadi mandiri
Jangan iri jangan nganan,
Karena sedari dulu tanpa pegangan,
Gak perlu lembek manja-manjaan
*
Ke pasar becek belanja aku 'sih oke-oke saja,
Tapi jadi pasaran, ogah lah ya
Aku biasa sendiri bertahan selama ini,
Gunakan apa ada dalam diri
*
Kamu juga mau jadi Wanita Alfa?
Mengapa tidak, boleh-boleh saja,
Tapi etapi, mungkin kamu pria,
Jadi harus gimana?"
*
Jakarta, 11 Maret 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H