"Huh, mau apa lagi orang itu? Mengapa tiba-tiba ia muncul kembali out of nowhere, padahal semua yang ia pinta sudah kupenuhi! Dasar benalu, berani-beraninya menghubungiku! Apa yang harus kulakukan?"
Monolog yang tak biasa diucapkan oleh seorang Lady Rosemary Delucas itu ternyata didengar oleh seseorang di luar pintu kamar tidur utamanya yang ternyata belum tertutup rapat.
"Excuse me. Maaf, jika aku datang dan tak sengaja mendengar monologmu. Anggap saja aku tak ada di sini!"
"Kenneth? Ups. Please pardon me. Aku tak apa-apa, kok. Lupakan saja semua kata-kataku tadi!" Rose salah tingkah dan buru-buru menuju pintu, membukanya lebih lebar, "By the way, ada apa malam-malam begini mencariku, kukira kau sudah tidur!"
Kenneth si dokter tersenyum di ambang pintu, tak berminat menanyakan lebih lanjut tentang apa yang Rose katakan. Malah segera membicarakan hal lain, "Aku kemari bukan ingin ikut campur masalahmu. Hanya ingin mengabari saja jika malam ini akan kuadakan beberapa tes pada dua jenazah korban Octagon yang telah mengalami reanimasi itu. Karena tes ini diadakan di kompleks milikmu, tentu saja aku memerlukan izin darimu. Jadi, kumohon, tandatanganilah surat yang kubawa ini."
Kenneth mengulurkan sepucuk surat dan pen, yang Rose terima dan baca dengan segan. Sekitar beberapa waktu lalu, surat perjanjian yang hampir sama pernah ia tandatangani bersama orang lain. Orang yang baru saja meneleponnya, pria misterius bernama Edward Bennet!
"Ada apa? Apakah ada poin-poin yang Rose kurang setujui?" Kenneth menunggu, sedikit tak sabaran.
"Bu, bu, bukan itu. Baiklah, akan kutandatangani, asal kau berjanji agar tidak sampai terjadi hal-hal yang aneh di kompleks ini, jadi semua yang akan kau lakukan di luar tanggungjawabku. Jika sampai terjadi apa-apa, kau harus segera menyelesaikannya!"
"Baiklah. Aku berjanji!" Walau kata-kata itu diucapkan oleh Kenneth dengan nada yang kurang meyakinkan.
***