Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 54)

1 Maret 2023   13:41 Diperbarui: 1 Maret 2023   13:51 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada apa gerangan, kelihatannya serius!" Leon sepertinya tertarik sekali dengan apa yang sedang terjadi.

"Ikut saja denganku, ayo!" Kenneth tak ingin berlama-lama.

Ketiganya segera keluar dari perpustakaan. Dokter Kenneth tak ingin memberi banyak keterangan. Mereka berkumpul di ruang tengah, di mana seluruh anggota keluarga dan kepala pegawai, kecuali Orion, telah hadir.

Pada layar TV besar dengan suara keras kini ditayangkan pengumuman resmi EHO lewat pernyataan yang dibacakan seorang reporter, "Dengan berat hati EHO menyatakan seluruh Everopa kini sudah berstatus zona merah. Berawal dari Pharez, Everance, lalu menyebar ke Everlondon dan kini sudah  menginfeksi secara tak terkendali melalui carrier alias pengantara yang lolos dari lockdown total di semua ibu kota. Sama seperti virus Hexa, virus Octagon kini resmi menjadi lawan berat yang tak terlihat bagi kita bersama. Mari kita tetap berpikir positif, tidak panik, serta mengikuti protokol kesehatan yang telah disusun oleh Ever Health Organization:

1. Mengenakan masker dengan standar filtrasi tertinggi, karena Octagon juga menyebar melalui udara atau airborne.

2. Hindari kontak fisik dengan orang tak dikenal, terutama sentuhan, pelukan dan hembusan napas.

3. Bila ada yang secara tak sengaja melakukan kontak fisik dengan korban, diharap untuk segera membersihkan diri serta melakukan isolasi mandiri 1 kali 24 jam

4. Gejala klinis Octagon: demam, pusing, sesak napas, rasa lapar dan haus berlebihan.
 
5. Bila Anda melihat korban yang mengalami gejala serta reanimasi, segera isolasi mereka di tempat terkunci dan tertutup selama 1 kali 24 jam. Jika memungkinkan, usahakan agar tidak menemui mereka secara langsung, karena korban yang telah mengalami reanimasi total telah kehilangan jiwa dan kesadaran. Jika ada yang menyerang Anda, usahakan agar tidak panik, segera menjauh dan biarkan petugas keamanan di negara masing-masing mengambil alih tugas 'pembersihan'.

Penting diketahui para petugas keamanan dan semua pihak yang berwajib, korban Octagon baru akan 'inaktif' setelah Anda memusnahkan 'pusat' yaitu otak yang dikendalikan oleh Octagon. Protokol kesehatan ketat berlaku bagi mereka, semua jasad harus dimusnahkan sehingga tak memberi kesempatan Octagon berpindah ke tubuh manusia.

Sejauh ini, belum ada data tertularnya virus ini kepada makluk hidup selain manusia.

Semoga EHO segera mendapatkan lebih banyak informasi yang bisa digunakan sebagai panduan sekaligus solusi. Dunia Ever, tetaplah waspada dan berdoa. Semoga kita bisa melalui ini semua, vaksin bisa segera ditemukan, sehingga kita semua sehat dan selamat."

Televisi itu tak menayangkan foto-foto atau video korban Octagon. Namun berita yang mereka semua dengar sudah cukup membuat semua pemirsanya terdiam, larut dalam pikiran mereka masing-masing. Entah terpekur, sedih atau memikirkan apa yang harus dilakukan.

"Kurasa EHO takkan pernah berterus terang, berani menunjukkan kepada seluruh dunia jika korban Octagon akan menjadi zombie seperti dalam film-film yang selama ini kita tonton!"  Dokter Kenneth mematikan televisi lalu memulai pembicaraan serius, "Memang fakta ini terlalu kejam untuk diungkap. Kita baru saja terpaksa menghentikan dua orang di luar pagar kita sendiri. Kita tak pernah tahu siapa saja penduduk Chestertown atau bahkan tetangga-tetangga kita yang sudah menjadi carrier atau pembawa virus ini. Lockdown kediaman Delucas sudah aktif. Mulai saat ini kita harus berperan aktif dan mandiri. Irit semua kebutuhan, jalankan protokol kesehatan, dan jika perlu, siapapun orang luar yang mencoba masuk, dan sebaliknya, kita cegah sebelum terlambat! Kepada semua orang dewasa telah Lady Rosemary Delucas perlengkapi dengan senjata. Gunakan dengan bijaksana!"

Maharani terhenyak. Ia belum merasa menerima sepucuk senjatapun, namun bukan itu masalahnya. "Sen-sen-sejata? Apakah itu betul-betul perlu? Apakah itu tidak akan berbahaya bagi sesama, seandainya ada kesalahan pemakaian dan sebagainya?"

Dokter Kenneth tersenyum simpul, menanggapi dengan ringan, "Sepucuk senjata mungkin kedengaran menakutkan bagi seorang guru seperti Nona atau tenaga kesehatan seperti saya, namun bisa jadi akan sangat membantu. Untuk Nona Rani juga nanti akan disediakan senjata yang tak terlalu menakutkan untuk dimiliki. Saya yakin, Anda akan membutuhkannya dan mempergunakan dengan bijaksana. Well, saya rasa cukup untuk pertemuan kita siang ini. Selamat beraktivitas dan tetap waspada!"

Pertemuan itu dibubarkan. Namun Lady Rose dan Kenneth masih berada di ruangan, demikian juga para remaja dan Maharani. "Omong-omong, sudah seharian ini aku tak melihat Tuan Muda Orion!" Kenneth memperingatkan Lady Rose.

"Oh, Ya Tuhan, Orion suamiku! Ya, kemarin kita begitu sibuk memeriksa ratusan orang pekerja hingga lupa jika suamiku belum ikut diperiksa! Ia juga kemarin terlihat begitu tertutup dan 'misterius' seolah-olah tak ingin kita mengetahui sesuatu!" Tentu saja Rose jadi sedikit panik hingga ingin segera mencari suaminya itu.

Namun dokter Kenneth buru-buru menahan lengan wanita itu. "Tunggu dulu! Kemarin ia sempat berkata jika sahabatmu Magdalene, ibu Orion, sedang sakit. Aku khawatir jika..."

"Ya. Aku khawatir jika sahabatku itu, entah apa yang ia perbuat, bisa jadi terinfeksi Octagon. Bukannya aku menyumpahi, namun setiap orang yang berada di luar kompleks Delucas sebaiknya kita hindari!"

"Betul sekali. Namun bukankah suamimu diam-diam telah pergi mengunjungi Magdalene kemarin siang? Kurasa Tuan Orion juga sebaiknya diisolasi di dalam lab barn selama 24 jam."

Sekali lagi Maharani terhenyak. Astaga, jangan-jangan tadi siang telepon darinya bermaksud untuk memberitahukan sesuatu. Orion tak pernah menghubungiku sebelumnya. Jika ia sampai nekat melakukan itu, berarti terjadi sesuatu dengan dirinya!

Lady Rosemary menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan-lahan. "Baiklah, Kenneth, you're the doctor. Just do as your wish!"

Astaga. Orion! Maharani berusaha berpaling agar ekspresi wajahnya tak terlihat oleh semua orang, Apa yang akan orang-orang ini lakukan terhadap suamiku?

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun