"Orion, wait a minute! Aku merasa ada hal yang tidak beres di sini! Lebih baik kita jangan berhenti! Just keep on moving!"
"Rani, aku merasa kedua pria aneh itu butuh pertolongan. Mungkin yang terkapar itu baru saja mengalami kecelakaan, tertabrak kendaraan atau diserang hewan liar? Sering terjadi di jalan perbukitan ini!" Orion berkeras ingin berhenti.
"Oh, come on, mengapa kita harus mulai berdebat untuk pertama kalinya sejak pernikahan beberapa jam silam?" Rani masih berusaha keras 'mengerem' niat baik Orion itu.
Pemuda itu tetap meminggirkan sepeda motor dan berhenti. Ia turun seorang diri lalu berkata, "Rani, you wait here and don't go after me! Aku hanya sebentar saja!"
"But..."
Orion berusaha mendekat ke orang yang terkapar, berjongkok untuk menepuk sedikit ujung bahunya.
"Hai, apakah Anda tak apa-apa? Are you alright, Sir?"
Orang itu tak menjawab dengan kata-kata. Erangan pelan mirip dengkuran, keluar dari bibirnya. Tiba-tiba kepalanya perlahan bergerak-gerak. Dalam keremangan lampu jalan, Orion bisa melihat kedua pupil mata orang itu begitu putih dengan pandangan kosong. Wajah pucat dan membiru mengingatkannya pada mayat-mayat yang ia lihat di layar komputer bersama Leon!
Tak berlama-lama di sana, Orion bergegas berdiri dan mundur kembali setenang mungkin ke sepeda motor.
"Rani, mari kita segera pergi!"