Kenneth dan Leon berusaha keras menarik kesimpulan siapa atau apa yang mereka lihat di layar LED canggih itu.
"Coba kau zoom, Leon. Jika terlihat lebih dekat barangkali kita akan tahu!"
"Sure, it's a piece of cake for this device! Selain sudah berwarna, juga bisa lebih tajam daripada CCTV jenis lama!"
Sosok yang terlihat di monitor sekilas mirip manusia biasa; seorang, dua orang laki-laki yang berpakaian lengkap. Hanya gerakannya yang sedikit aneh, seperti orang linglung. Dengan tangan terarah lurus ke depan sesekali seperti mencoba meraih sesuatu, manusia aneh itu entah buta atau mencari-cari sesuatu yang tak bisa ia temukan. Dalam kegelapan malam plus bayang-bayang pagar, wajah pria itu tak dapat terlihat jelas.Â
Kenneth, yang belum pernah melihat 'korban virus Octagon' sebelumnya, sekali lagi menitahkan Leon, "Aku belum yakin itu hanya manusia mabuk atau apa, namun bisakah kau men-save adegan ini? Aku ingin mengirimkannya ke kolegaku yang tergabung di tim rahasia EHO."
"Tentu saja! Aku juga penasaran. Sayang, posisinya terlalu jauh jadi suaranya tak tertangkap juga!"
***
Sementara itu, Orion dan Maharani telah kembali mengenakan busana yang sama seperti yang mereka kenakan saat datang ke kediaman Brighton. Keduanya masih ingin berlama-lama di kamar pengantin, namun waktu terus berjalan hingga hari menjelang fajar. Sadar jika ketidakhadiran mereka di kediaman Delucas akan menyebabkan kecurigaan besar, Orion memutuskan untuk segera pamit dengan ibunya.
"Mama, izinkan kami berdua kembali dahulu. Jika waktu mengizinkan, kami akan kembali lagi kemari! Jaga dirimu baik-baik, Ma," Orion begitu khawatir dan enggan meninggalkan Lady Magdalene Brighton seorang diri, "sesungguhnya kami ingin membawamu serta ke kediaman Delucas!"
"Ide bagus, Mama!" Rani menambahkan.