Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Surat Cinta ChatGPT Pengagum Rahasia Jenny (Bagian 5 - Tamat)

26 Februari 2023   09:30 Diperbarui: 26 Februari 2023   11:43 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Bagian 5 - tamat)

Seminggu kemudian.

Selama tujuh hari baik Vincent dan Brandon hanya bisa harap-harap cemas. Jenny sepertinya nyuekin mereka berdua. Gadis itu rapat menutup diri dikerumuni dayang-dayangnya bak putri raja. Kedua cowok itu tak berani macam-macam, hanya berani curi-curi pandang dari kejauhan.

"Duh, udah malas ikut persami. Tapi penasaran apa jawaban Jenny. Pasti aku bakal ditolak karena suratku sangat gak nyeni. Duh, aku memang bisa nulis, tapi malam itu otakku total buntu abis! Sungguh bodoh dan malu-maluin. Kok pendek betul, terlalu jujur polos pula." demikian monolog Vincent saat mempersiapkan tas berisi beberapa perlengkapan untuk berkemah semalam.

Sementara Brandon dengan penuh percaya diri mempersiapkan semua perlengkapannya sambil berpikir. "Hahaha. Tembakanku tak pernah luput. Semua mantanku mudah banget kudapatkan. Mereka malah mencak-mencak saat kuucap kata putus bin udahan. Tapi gak masalah, masih banyak yang antre kok. Hahaha. Ready to go."

***

Singkat cerita, persami di pinggiran selatan Jekardah itu berjalan lancar. Cuaca cerah, langit malam penuh bintang. Acara makan malam bersama di tepi api unggun berjalan lancar dan seru. Siswa-siswi kelas 12 bersenang-senang bersama guru-guru pembimbing; bernyanyi, bercerita dan bermain aneka games berhadiah menarik.

Semua anak duduk merapat membentuk lingkaran. Tiba-tiba Jenny berdiri, pergi seorang diri dari kumpulan dayang-dayangnya. Vincent dan Brandon di tempat masing-masing segera ngeh. Keduanya ikut berdiri dan buru-buru mengikuti Sang Putri ke lokasi sedikit jauh dari keramaian.

Di samping danau nan syahdu berteman pepohonan, ketiganya berdiri agak berjauhan.

"Nah, Jen, jadi siapa yang kamu juga sukai dari antara kami berdua?" Brandon langsung dengan suara maskulinnya mesra menodong. Vincent sebaliknya, menunduk saja diam seribu bahasa.

"Aku, aku..." Jen tampak ragu. "Sebelumnya, Jen minta maaf. Aku suka dua-duanya dan sukar bagiku memilih yang mana yang terbaik. Yang satu panjang lebar bagus sempurna dan manis sekali. Seperti karya anak sastra betulan. Akan tetapi yang sederhana juga aku suka. Jujur, aku bingung. Yang jelas, aku suka kalian berdua. Hanya saja aku lebih suka pada satu orang saja. Dan di sini aku gak bisa jujur. Aku gak mau kalian nanti sampe berantem."

Brandon mencebik. Vincent terkesiap, menahan napas.

"Nanti saat hari terakhir ujian sekolah, aku beritahu keputusanku. Periksa laci meja kalian."

Brandon dan Vincent sama-sama terpaksa kecewa. Ah, harus menunggu lagi. Tapi gue yakin akan diterima. Brandon masih pede. Vincent sebaliknya. Jadi belum bakal dijawab sekarang. Aku kok lega, entah mengapa.

***

Tiba juga hari yang dijanjikan. Kedua pemuda itu gercep ke sekolah dengan semangat aneh menggebu-gebu. Apakah Jenny beneran akan membalas surat cinta mereka?

Vincent dan Brandon ternyata menerima surat yang persis sama.

"Terima kasih atas perhatian kalian padaku. Jenny suka surat yang bagus seperti yang panjang lebar berbunga-bunga itu. Bahasa yang indah sekali seperti di buku-buku fiksi kesukaanku. Akan tetapi, satu dari kalian yang hanya bilang suka aku dan mau jadi temanku kurasa memiliki perasaan yang sama denganku."

***

Bertahun-tahun kemudian.

"Aku senang jadi temanmu. Ternyata pilihanku dulu tidak salah."

"Syukurlah. Aku hampir lulus kuliah dan siap untuk bekerja. Jika Jen mau, Jen bisa terus menemaniku."

"Jadi teman hidupmu?"

"Jadi sahabat hidup dan ibu dari anak-anak kita, Jen."

"Tentu saja, Vin! Aku sayang kamu."


(Tamat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun