Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 39)

22 Februari 2023   16:38 Diperbarui: 23 Februari 2023   08:42 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi edit pribadi

Sepeninggal Orion, Rani duduk termenung di beranda paviliunnya. Hari menjelang senja dan kegiatan di kompleks Delucas belum juga selesai. Mentari sebentar lagi akan menghilang di ufuk barat, di balik pegunungan permai yang mengelilingi Chestertown. Gadis itu merenung. 

Masa depan dunia Ever takkan pernah sama. Setelah era Hexa berlalu, kini datang era Octagon. Bagaimana mungkin aku dan dirinya bisa...

Rani masih belum bisa membayangkan semua. Berpasrah diri, diputuskannya untuk bangkit, bersiap-siap untuk menghadiri makan malam di kediaman Delucas.

Duh, aku tak tega seandainya Leon dan Grace sampai tahu hubungan ibu guru dengan ayah sambung mereka! Entah mereka akan membenci kami atau sebaliknya.

***

Meja makan Delucas malam itu tak seramai biasanya. Semua orang duduk makan dalam diam. Hidangan yang tersaji juga tak sebanyak dan semewah biasanya.

"Mulai malam ini kita akan berusaha hidup irit. Walaupun semua yang kumiliki masih lebih dari cukup untuk anak dan cucu Leon dan Grace sekalipun, mari belajar berempati dan beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada. Situasi dunia Ever kini sedang sangat memprihatinkan. Kita tetap bisa makan dan minum, namun mohon kendalikan diri!" Lady Rose membuka percakapan untuk pertama kali setelah hidangan pencuci mulut disajikan. 

"Aku setuju! Semua sumber daya yang ada kita pergunakan sebaik-baiknya. Kita jaga agar semua teratur, terkendali, dan terencana hingga beberapa tahun ke depan!" Kenneth ikut berpendapat.

Orion dan Rani, yang tentu saja tak pernah duduk berdekatan, hanya diam saja. Orion hanya sesekali berdeham atau mengangguk saat si dokter 'pendatang baru' mulai mengoceh. Hampir semua yang ia kisahkan mengenai pandemi di masa lalu, hal yang tak ingin Rani maupun Orion dengar. 

Pemuda itu masih menyimpan luka batin nan pedih atas kepergian selamanya sang ayah, Duke Thomas Brighton. Keluarga bangsawan senior Chestertown itu awalnya sedang bertengger pada puncak kejayaan. Saat dilanda efek pandemi virus Hexa, sama seperti banyak bisnis lainnya, perkebunan anggur mereka nyaris lumpuh total. Duke Thomas ikut terpuruk, kesehatannya menurun. Orion terpaksa menyaksikan ayahnya perlahan menderita dan menyerah pada maut sebelum akhirnya tersedia vaksin yang memadai.

Karena itulah Orion jadi pahit hati saat mengingat-ingat betapa kejamnya pandemi virus Hexa, ibarat musuh besar yang tak terlihat mata yang pada awalnya disepelekan semua orang dunia Ever. Mereka yang menyebutnya konspirasi, permainan politik dan dagang, dan entah apa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun