Pertanyaan sang pendeta membuat Orion terperanjat, "Anda tidak mengenalnya? Bukankah beliau pendeta pengganti yang Anda utus untuk memberkati pernikahanku dengan Lady Rose?" Orion balik bertanya dengan mata menyipit.
Rev. James menggelengkan kepala tanda tak mengerti. "Jadi Anda sudah menikah dengan Lady Rosemary? Selamat. Namun maaf, Gereja Chestertown tidak pernah mengutus siapapun pria ini. Beliau bukan bagian dari gereja di kota kecil kita ini."
***
Sementara itu Maharani, Leon dan Grace telah menyelesaikan sesi pelajaran Bahasa Evernesia untuk hari ini. Mereka bertiga sudah membereskan semua buku dan alat tulis dan bersiap-siap untuk meninggalkan perpustakaan.
Rupanya Leon belum ingin pergi dan menahan mereka semua. "Tunggu dulu, Nona Rani, sebelum kita makan siang, aku ingin sekali lagi memantau situasi terkini. Apa yang terjadi di Pharez?"
"Duh, Kak! Kumohon, jangan lagi buka situs-situs deep web mengerikan itu!" Grace menepuk kepalanya sendiri dan menutup mata.
"Tidak, kok, mari kita buka situs berita umum saja, secondevernews.com, aman bukan?" Leon beranjak menuju komputer dan mengklik situs sejuta umat tersebut.
"Kalau cuma berita-berita 'biasa', bolehlah," Grace mengangkat bahu.
"Baik, ayo kita lihat perkembangan dunia. Bila kau bisa sekalian kita intip perkembangan di Evernesia, tanah airku."
"Baik, Nona Rani! Your wish is my command!"
Tak lama, sudah tersaji aneka berita online. Semua headline situs itu membahas perkembangan mengkhawatirkan di Pharez dan Everance. Maharani dan para remaja membaca semua dalam diam. Siang hari nan cerah itu mendadak terasa mencekam.