Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta-cinta Pertama Joy (3 dari 3)

17 Februari 2023   09:28 Diperbarui: 17 Februari 2023   10:16 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi edit pribadi

(bagian tiga, tamat)

"Oh, halo, sebenarnya 'sih boleh-boleh saja, Joy, tapi..."

Suara Si Tampan yang kedengaran dalam dan empuk di telinga itu memberi gantungan tak mengenakkan bagiku, membuatku deg-deg-an setengah hidup.

"Mengapa tidak dengan papa saya saja, Joy? 'Kan besok kamu ada jadwal kursus dengan papa. Bisa 'kan?"

"Oh, baiklah jika begitu, Koko Drew. Terima kasih banyak, ya, untuk saranmu. Maaf mengganggu waktumu, selamat sore, sampai jumpa, Ko. " Gemetaran, kuletakkan gagang telepon, takut ada yang antre sambil mendengar semua percakapanku. Apalagi jika mami papi atau pegawai mereka mencari atau memergokiku di sini. Mau apa si Joy? Apalagi jika ke-gep neleponin anak guru musik, gak pake telepon rumah! Aneh bin ajaib, bukan?

Beberapa waktu kemudian, seiring bertambah sukarnya pelajaran sekolahku, aku mulai malas ikut kursus musik dan akhirnya berhenti secara diam-diam dari kursus papa Drew. Karena itu, hilang juga kesempatan dan kisah gombalku bersama Drew. Tidak ada lagi acara mata-mata dan intip-intipan saat ia sedang mengajar murid-muridnya sendiri. Saat aku hanya bisa merasa iri dan cemburu pada semua anak perempuan yang beruntung bisa diajari oleh Drew. Namun aku sadar diri, ia tak mungkin bisa kumiliki. Kalaupun bisa sama-sama suka, terus jadian dan pacaran, aku sebenarnya paling ogah punya calon bapak mertua guru musik sendiri!

Saat duduk di bangku SMA unggulan di Jakarta Barat yang terkenal killer, gebetan ketigaku lain lagi. Seorang cowok yang terlihat kalem bin cool kukenal saat kami bersama-sama diklat persami pada Hari Sabtu dan Minggu penuh 'siksaan' klub pecinta alam. Menurut cewek-cewek sebaya, cowok bernama Jonathan itu bertubuh sedang-sedang saja, tidak setinggi tipe cowok-cowok idola cewek pada masa itu. Bukan tipe kutilang alias kurus tinggi langsing. Jo dingin dan sekilas kaku bin somse, tapi jika tersenyum, manis sekali.

Di mataku, Jo seperti Trunks, tokoh dalam komik Dragon Ball yang sedang naik daun masa itu. Dengan rambut belah tengah dan tubuh agak kekar, ia benar-benar tipeku. Apalagi sikapnya yang tidak mudah tergoda cewek-cewek, senyum dan tawanya yang langka. Semakin tergila-gila aku rasanya. Beberapa minggu dan bulan diklat pecinta alam hingga hampir lulus kujalani tanpa beban. Walau para senior kami kerap menyiksa anak-anak calon anggota dengan push up, sit up, jalan jongkok, lari keliling lapangan sepak bola sepuluh kali, aku merasa baik-baik saja asal ada Jo di sisiku. Dia jadi salah satu temanku, walau kami jarang bicara dan dia irit kata-kata, kehadirannya saja sudah memberiku penyejuk mata yang adem. Mencuri pandang adalah kesukaanku.

Sayang sekali, aku melewatkan dua kali absen diklat sehingga harus kehilangan kesempatan bisa terus maju bersama Jonathan. Bersama beberapa belas teman, Jo berhasil dilantik menjadi anggota di Gunung Papandayan. Hanya bisa ikut gembira saja atas pencapaiannya, hubungan pertemananku dengannya hanya tinggal impian. Apalagi kami tidak pernah sekelas sampai tamat sekolah.

Lagi-lagi, aku Si Bebek Jelek Joy hanya bisa mencuri-curi pandang Jonathan lewat dinding kaca kelasnya saat istirahat. Apa yang sedang Jo lakukan? Terjadi pula hal yang kutakutkan. Jo mulai akrab dengan cewek lain yang lebih tua satu tahun dari kami, seorang cewek pemegang sabuk hitam karate bernama Lenna. Waduh, bagaimana caranya sekarang mendekati Jonathan?

Beberapa teman akrabku berusaha keras menjodohkanku dengan Jonathan. Pernah mereka nekat menuliskan Joy loves Jonathan di papan tulis kelasnya saat sedang kosong. Mereka juga membuat singkatan namaku dengan dia, JJ. JJ menjadi julukanku hingga kini.

Sayangnya, pasangan idaman J dan J tidak pernah menjadi kenyataan. Karena mereka bertetangga dan sering pulang jalan kaki bareng, akhirnya Lenna berhasil merebut perhatian Jonathan dan mereka pun jadian. Padahal Lenna tidak begitu cantik, tubuhnya kurus dan tidak menarik. Namun mengapa Jo bisa-bisanya jatuh cinta padanya dan lupa padaku? Rasanya hancur hatiku, hatiku hancur. Eh, itu seperti lirik lagu! Sungguh lebay diriku!

Masa-masa itu telah puluhan tahun berlalu. Kyo, Drew dan Jo entah di mana sekarang. Akan tetapi aku bukan lagi Joy si Bebek Jelek. Aku sudah bertemu Pangeran Tampanku dan berubah menjadi Sang Angsa Putih. Rey, ayah dari dua anak-anakku, cinta terakhir dalam hidupku. Puji syukur, aku dulu tidak jadian dengan ketiga cinta pertamaku. Mungkin jika jadian dengan mereka, aku tidak akan pernah bisa hidup sebahagia ini. Menapak tilas perjalanan cinta masa kecil memang lucu menyenangkan, kujadikan saja pelajaran hidup penuh kenangan.

Jakarta, 17 Februari 2023, Joy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun