Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 26)

15 Februari 2023   08:06 Diperbarui: 15 Februari 2023   08:47 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokumentasi pribadi

Orion tak menunggu-nunggu lebih lama lagi untuk persetujuan Rose. Pemuda itu segera ke dapur untuk mengambilkan sebuah nampan penuh hidangan makan malam lengkap yang ia pilih untuk Maharani.

Tok, tok, tok.

Ketukan lagi! Rani sekali lagi terkesiap. Ia bersiaga, mengira jika Kenneth si dokter masih bersikeras menunggunya di depan pintu.

"Rani! Ini aku, bukalah, cepat."

O-o-orion? Hatinya bergetar hebat, Astaga, mengapa ia nekat pergi ke tempatku ini? Apa dia sudah gila?

"Room service!" Senyum ceria pemuda itu menyambutnya saat Rani perlahan membukakan pintu.

"Oh, kau." Rani berusaha untuk bersikap biasa saja. tak terlalu terlihat gembira, tak ingin membuat Orion tahu isi hatinya begitu saja.

"Karena kau tak muncul di acara makan malam untuk menyambut dokter Kenneth, aku bawakan saja semua ini untukmu!"

"Astaga. Untukku, semua makanan lezat ini?" Rani merasa masih lapar walau sudah menyantap beberapa potong graham crackers, "Thanks. I'm not hungry. I ate a few crackers already."

"I don't care. You have to eat, or I'll feed you. Kusuapi kau makan." Orion mendesak masuk dengan nampan makanannya. Rani tak kuasa mengelak. Malam ini pemuda tinggi itu tampak makin tampan saja dengan kemeja lengan panjang tebal dan celana panjang biru gelap. Kulitnya yang putih tampak bersinar dalam cahaya lampu temaram.

"Gaunmu sangat indah dan kau tampak sangat cantik, Maharani. Mengapa kau tak segera datang ke ruang makan?" Orion meletakkan nampan di meja terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun