"Biar saja!" Leon meleletkan lidah, lalu mematikan komputer, "Yuk kita pergi makan, sudah hampir pukul tujuh!"
Di ruang makan utama, semua orang dewasa sudah berkumpul. Leon dan Grace menyusul.
"Hai Mama, Papa Orion, Dokter, eh, Kenneth! Oh ya, Nona Cempaka belum hadir?" Leon menyapa sambil menarik kursi.
Lady Rose sepertinya terkejut, namun lebih terkesan tak tulus. "Uh, belum ya? Aneh sekali, bukan? Bagaimana jika kusuruh Henry Westwood mendatanginya ke paviliun?"
"Oh, no need to. Biar aku saja yang pergi ke sana..." Orion berdiri, namun sang istri tentu saja menarik lengannya.
"Suamiku, kau lebih tetap baik di sini dan mengobrol dengan dokter Kenneth dan anak-anak kita tentang petualanganmu di Chestertown tadi siang, Orionku Sayang!" 'Senyum pencegahan' Rose itu tentu saja membuat Orion sebal, namun ia sadar, saat ini sangat tak sopan untuk memaksakan kehendak.
"Bagaimana jika aku saja yang ke sana, sekaligus melihat-lihat kompleks tempat tinggal baruku nan indah di malam hari yang cerah ini?" Kenneth malah mengusulkan diri sambil tersenyum ramah, "Nona Cempaka tinggal di paviliun nomor berapa, ya?"
"Oh, sure, yes you can, Kenneth. She stays in the seventh pav. By the way, sorry to bother you, and thank you very much!" Lady Rose bergegas mengiyakan dengan riang gembira.
"Nay, it's a pleasure, Milady Rose. Wait, I'll go see her and take her safely here!"
Kenneth menghilang. Orion hanya bisa merutuk dalam hati.
Duh, Rani. I hope you are okay...