"Uh, Orion? Gah! What the hell..." rutuk Rose yang lagi-lagi gagal, "alright, let's get prepared, I hope next time, no interruption..."
Penguluran waktu Orion berhasil. Sekali lagi ia berhasil menghindar dari apa yang belum ingin ia lakukan bersama istri yang tak juga dicintainya. Terlebih setelah hatinya belum lama ini memilih gadis lain.
Maharani Cempaka.
***
Kedua remaja Leon dan Grace masih memantau situs rahasia di mana mereka mendapatkan informasi yang berbeda dari yang ditayangkan televisi. Keduanya tak ingin percaya begitu saja, terutama Grace si bungsu. Namun Leon sangat yakin bahwa semua kengerian itu nyata adanya. Ia ngotot ingin membeberkan kepada Orion, sang ayah sambung yang ia rasa akan jauh lebih mengerti dan peduli daripada ibu mereka sendiri.
"Papa Orion harus tahu! Kita tak boleh lengah seperti dulu!"
"Bagaimanapun kita tak bisa gegabah, Big Bro! Lagipula apa 'sih hal besar yang dapat kita lakukan?" Grace masih berusaha menenangkan kakaknya.
"Yah, apa lagi? Mencari apa saja untuk bersiap-siap sebelum kiamat terjadi, mempertahankan hidup kita yang rapuh ini!" Leon berusaha keras untuk mencari lebih banyak info dan foto dari deep web. Beberapa penampakan yang paling jelas malah ia cetak untuk nanti ditunjukkan kepada Papa Orion. Korban-korban infeksi virus misterius Pharez yang lolos dari pengawasan dan bisa berada di mana saja saat ini!
"Duh, Mama bisa marah besar jika ketahuan kita telah diam-diam mengakses VPN seperti ini! Habislah kita jika ia menemukan print-an zombie ini! Mama akan memutuskan semua koneksi internet kita!"
"Jangan khawatir! Â Mama kita takkan pernah tahu. Ia terlalu sibuk mengurus dirinya sendiri agar tetap cantik dan menarik di mata Papa Orion. Sejujurnya, Lil' Sis, aku juga tak terlalu suka kepada dokter baru itu, si Kenneth. Aku jauuuh lebih suka kepada Nona Cempaka yang baik dan cantik."
"Huh, kau selalu suka kepada wanita yang sedikit lebih tua!" Grace suka sekali menggoda kakaknya.