Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 24)

14 Februari 2023   11:52 Diperbarui: 14 Februari 2023   12:03 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara Orion dan Lady Rosemary yang masih berada di dalam bath tub penuh busa sabun putih hangat masih menikmati momen kebersamaan intim itu. Orion tentu saja hanya setengah berada di sana. Hanya tubuh dan jiwanya saja, sedangkan hati dan pikirannya tak lagi ada di tempat itu.

"Come on, let's go to the bed and make lots of love for me! I need yours so bad!" Ajak Rose yang tak sabar lagi. Ia segera keluar dari bath tub, setengah menarik lengan Orion. Dikeringkannya tubuh asal saja dengan handuk tebal, dilemparkannya dengan acuh tak acuh, lalu menjatuhkan diri di atas ranjang. Orion merasa terundang. Meskipun demikian, pemuda itu masih berusaha keras menjalankan rencananya yang semula.

"Aku punya ide bagus, Rose. What about a relaxing massage first?"

"Wow, it's a very good idea! Of course, Orion!" Mata biru Rose tak bisa berhenti memandang sosok suami keduanya, tampak begitu tinggi, tegap dan agung.

Orion mengambil minyak zaitun terbaik untuk pijat, membasahi kedua telapak tangannya dan perlahan membalik tubuh Rose agar terlungkup .

Hei! Istrinya semula hendak protes, namun kedua telapak Orion yang lembut sudah lebih dahulu memberinya remasan lembut pada punggung dan pinggangnya. Minyak zaitun itu begitu licin, wangi dan hangat. Rose tak ayal segera terbuai menikmatinya, memejamkan mata dan mengerjap berkali-kali.

"More, Orion, more, I like it a lot! Please, don't stop!"

Namun Orion tidak terburu-buru menuju menu utama.

"Uh, why? You just missed the heaven's gate, Orion!"

"Just wait. Save the best for last, Milady!" Orion cepat-cepat menyahut.

Tubuh Rose masih sangat kencang dan mulus walau umurnya mendekati pertengahan empat puluhan. Kelihatannya ia begitu percaya diri. Karena itu ia sedari awal sangat yakin, walau ditinggalkan suami pertamanya, pasti akan ada lagi pria lain yang mau menjadi penggantinya.

Teringat pada peristiwa beberapa waktu lalu, tepatnya sebelum Maharani Cempaka tiba di Chestertown. Sahabat lama seumuran Rose, Lady Magdalene Brighton yang sedang dalam kesulitan keuangan dan belum mampu membayar hutang yang sudah mencapai tenggat tetiba datang, menyatakan ketidaksanggupannya untuk melunasi semua tepat waktu. Semua karena pandemi virus pernapasan yang mengakibatkan porak-porandanya perekonomian dunia Ever. 

Saat sang sahabat datang ke kediaman Delucas untuk membicarakan masalah itu didampingi oleh putra tunggalnya, Lady Rose seketika terpikat pada pria yang berusia hampir dua puluh tahun lebih muda darinya itu. Hatinya yang selama ini tertutup dan beku akibat pengkhianatan ayah kandung Leon dan Grace seakan-akan terbuka dan mencair.

Astaga. Mungkin sudah saatnya bagiku untuk membuka hati dan mencoba memulai lembaran baru! Selama ini begitu banyak pria kaya raya dan terhormat mencoba mendekatiku, namun jika mereka sepantaran denganku, apa yang dapat kubanggakan? Apalagi tubuhku yang molek ini berhak mendapatkan lawan main yang terbaik! I deserve the best young man! Lady Rosemary tersenyum gembira, What a smart, win-win solution! Oh ya, sekalian saja. Mungkin Mag tak perlu melunasi hutangnya kepadaku, karena aku bestie yang baik hati, tak tega membiarkannya resah mencari jalan keluar...

Sepulang keduanya dari kediaman Delucas, Lady Rose tak menunda lebih lama lagi, segera menelepon sang sahabat.

"Mag, maaf mengganggumu, ada kabar baik untukmu, My Bestie! Kuberikan kau keringanan dan pilihan yang terbaik! Jalan keluar termudah untuk kita semua! Bagaimana jika kuanggap saja semua hutangmu itu lunas?"

"Benarkah? Terima kasih banyak, Rose..." Magdalene semula gembira, "tapi, bagaimana mungkin?" Kecurigaan menyeruak.

"Satu saja yang ingin kupintakan dan kumohon dengan sangat agar kau tak menolaknya, My Dear Bestie Mag. Bagaimana jika Orion, putramu itu..."

Tak lama kemudian, Lady Magdalene segera memberitahukan semuanya kepada Orion yang tadinya hendak bersiap-siap untuk kembali bekerja di Everlondon sebagai seorang pianis.

"My Son, so sorry to bother you. Mungkin permintaanku ini akan sangat berat bagimu. Namun Mama minta kau tak menolaknya. Sejak ayahmu tiada, kau tahu sendiri, kita dalam kesulitan ekonomi, walaupun mungkin untuk sehari-hari kita masih bisa hidup dari hasilmu bermain musik. Maukah kau menolongku keluar dari kesulitan keluarga kita ini?"

"Apakah itu, Ma? You know, I won't let you down. Aku anakmu, aku selalu coba untuk berbakti kepadamu."

"Orion, aku minta agar kau..."

Hati Orion hancur berkeping-keping begitu mendengar permintaan ibu yang begitu dicintai dan dihormatinya.

"Mama, but I..."

"Do you already have any girlfriend or fiancee in Everlondon?"

"No, I don't, but..."

"Please, Orion. Tidak ada jalan lain. Lady Rosemary adalah sahabatku. You can try to get along with her. Kau akan bisa mencintainya seiring waktu. Kumohon, Anakku!"

Pemuda itu pada awalnya begitu gusar. Bagaimana mungkin ibunya sendiri tega dan setuju begitu saja menjodohkan dirinya dengan janda bangsawati kaya yang baru saja ia kenal?

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun