Utama mana, pengalaman atau tingkat edukasi? Saya mengenal beberapa kenalan nyata dan maya yang sedemikian gemar berburu gelar, bahkan bukan hanya S1, hingga S2 dan S3. Umumnya mereka sangat bangga, bahkan berusaha keras mengedukasi sesama rekan lewat status, komentar dan aneka postingan di sosial media.
Apakah salah berburu gelar atau titel? Tidak juga. Akan tetapi bukan hanya gelar tinggi dan edukasi formal semata-mata yang akan memudahkan kita mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.Â
Sebagai karyawati yang sudah bekerja selama hampir 20 tahun, inilah beberapa opini dan kisah nyataku.
1. Tingkat pendidikan atau gelar sarjana ke atas mungkin bisa lebih memudahkan kita dalam mencari dan mendapatkan pekerjaan impian, namun sama sekali bukan jadi satu-satunya faktor penentu bagi keberhasilan kita.
Tingkat pendidikan boleh tinggi, gelar boleh berderet, akan tetapi itu bukan jaminan jika kita sudah pasti memiliki kualitas pikiran, EQ dan logika yang tinggi.
2. Teori memang menjadi dasar, adalah sangat baik jika kita mengetahui teori dahulu sebelum praktik. Akan tetapi, menguasai teori saja sebenarnya masih sangat jauh dari cukup. Kita memerlukan praktik, dan selama praktik itu, kita akan mendapatkan yang namanya pengalaman.
Hanya bisa mengutip kata-kata dari seorang ahli tanpa perwujudan dan pembuktian nyata sebenarnya tidaklah cukup. Nyatakanlah dalam kehidupan nyata/sesungguhnya, bukan hanya just talk, jadikanlah action. Barulah Anda akan mendapatkan respek.
3 . Kadang pengalaman mereka yang tak cukup beruntung memperoleh pendidikan tinggi sesungguhnya bisa jadi jauh lebih berharga daripada yang sudah memiliki gelar-gelar akademis tingkat tinggi namun sayangnya lupa menerapkan ilmu, apalagi logika dan hati nurani!
Pengalaman berharga akan terus diingat dan terpakai, bahkan ketika kita beralih pekerjaan atau mata pencaharian.
Jadi, kesimpulan dan opiniku adalah, edukasi tinggi mungkin perlu, namun pengalaman masih jauh lebih dipergunakan.
Apabila kita belum beruntung memperoleh gelar sarjana, master dan doktor, tak mengapa. Tambah dan pupuk terus pengalamanmu. Banyaklah membaca buku yang baik dan bermanfaat. Buka hati dan terus belajar dari apapun dan siapapun, bahkan dari mereka yang mungkin belum berpendidikan setinggi kita.
Jangan sekali-kali kita remehkan orang tua atau rekan dan sahabat yang tingkat pendidikannya masih jauh di bawah kita. Siapa tahu, mereka telah jauh lebih banyak makan asam garam, master-master dan doktor-doktor kehidupan yang sesungguhnya.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H