Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 21)

10 Februari 2023   15:39 Diperbarui: 10 Februari 2023   15:41 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Leon menambahkan kata-kata sang adik dengan penuh semangat, antara seru dan sedikit menakut-nakuti, "Sebenarnya korban tak cuma menderita memar-memar! Mereka juga berdarah-darah seperti baru saja digigit vampir, mungkin lukanya malah lebih parah dari itu, tak cuma berlubang dua. Seperti apel yang digigit, logo komputer mewahku yang terkenal itu!"

"Astaga. Betulkah, Leon? Come on, kau terlalu berlebihan! Apa yang kita sering tonton di Flixnet itu takkan pernah terjadi di dunia nyata! Semua serial Evermerika dan Khoreya itu hanya khayalan belaka! Too ridiculous and impossible, you know? Berhentilah lebay dan jadilah sedikit lebih dewasa, berpikir lebih waras!" Grace suka sekali menegur kakaknya yang ia anggap selalu melebih-lebihkan semua yang ia lihat dan ia dengar, "Kalian jangan percaya pada kata-kata kakakku itu, ia hanya ingin mengerjai kalian saja, Orion, Nona Rani! That was just a silly thing. Just forget all that Leon just said."

"Huh, terserah kau saja, up to you, Lil' Sis. Aku hanya mencoba jujur, menceritakan ulang kepada mereka apa yang tadi kutonton sendiri. Ayo kita nyalakan televisi lagi, jika kalian tidak percaya! Berita semacam ini pasti diulang-ulang tiap jam seperti di awal pandemi virus pernapasan beberapa tahun silam!" Leon membela diri, geleng-geleng kepala sambil mengangkat bahu.

"Eh, tapi tadi sebelum pergi, Mama bilang kita tak boleh terus-menerus nonton berita karena itu hanya akan membuat kita tak bisa berpikir positif!" Grace mencoba mencegah, namun kakak lelakinya lebih cepat meraih remote control dan buru-buru menekan tombol.

Maharani dan Orion tak bisa menghindar dari berita breaking news yang segera tersaji di layar televisi LED super besar dan tajam itu.

"Pharez kini dijaga ketat oleh pihak keamanan baik pihak kepolisian maupun militer Everance. Tak ada seorangpun yang boleh keluar masuk. Perintah tembak di tempat diberlakukan bagi siapa saja yang nekat menerobos barikade!" Reporter di kanal siaran televisi Evernasional itu menyampaikan berita tak sedap, "Infeksi jenis baru ini langsung menimbulkan kegentaran dan kericuhan di Everance dan kalangan medis dunia Ever! Ever Health Organization atau EHO akan segera mengeluarkan rilis resmi mereka. Tetap tunggu perkembangan selanjutnya, hanya di EverTV!"

Maharani dan Orion hanya bisa saling berpandang-pandangan. "Uh, kelihatannya Leon benar, walaupun beritanya belum muncul lagi, ini bisa jadi sesuatu yang buruk... Waspada saja. Kita berdoa semoga masalah bisa diatasi." Orion mencoba bijak.

Henry Westwood, sang kepala pelayan main mansion, tiba-tiba muncul di ruang keluarga. "Selamat sore, maaf jika kehadiran saya mengganggu. Selamat tiba kembali di rumah, Nona Cempaka dan Tuan Muda Orion. Kalian semua pasti lapar dan lelah, lebih baik menenangkan diri dan minum teh hangat dulu. Sambil menunggu kembalinya Lady Rosemary, telah kami sajikan kudapan sore ala Everopa. Selamat menikmati!"

"Wah, kebetulan sekali, aku lapar! Walau memikirkan zombie ini membuatku ingin sekali makan sepiring besar kentang goreng dengan saus tomat yang banyak sekali!"  Leon sekali lagi berusaha membuat Grace jengkel, namun adiknya sepertinya tak peduli.

Tak lama kemudian mereka berempat plus Henry sudah berada di beranda, di mana di atas meja bundar telah terhidang sepoci teh dan kopi hangat plus cemilan Everopa savory dan manis yang terlihat begitu mewah. Rani seperti kehilangan selera. Semua anggota keluarga Delucas mulai makan, namun gadis itu hanya menggenggam secangkir teh sambil menatap minuman hangat yang masih beruap tipis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun