Maharani masih ragu. Ia tak pernah suka pada ide maupun kisah perselingkuhan. Tetapi ia mengangguk, mencoba ikut dengan permainan Orion. Ia tahu ini sebenarnya hal yang 'salah', tetapi ia jauh lebih memilih dan membela Orion daripada Lady Rose yang tak pernah bisa ia sukai.
"Baiklah, Orion, ayo kita ke Chestertown lalu kembali ke main mansion. Mudah-mudahan Lady Rose tidak memarahi kita."
"Ya. Jangan khawatir, Rani. Kita pikirkan nanti bagaimana, sekarang kita berdiam diri dahulu dan mengikuti perkembangan berita di Everance."
"Oh. Gara-gara ini, aku jadi lupa semua kepanikan tadi! Mari, kita segera pergi sebelum semua penghuni kompleks, Leon dan Grace curiga."
***
Lady Rose dalam sedan merah mewahnya tadi ingin sekali tancap gas mencari keberadaan Orion dan Maharani. Ia tak ingin mereka berduaan sekejap mata pun. Sejak awal, ia selalu waspada dan berjaga-jaga pada setiap kemungkinan. Hari ini, ia merasa kebobolan!Â
"Huh, ayah kandung Leon dan Grace saja yang dulu belasan tahun setia, mencintaiku, hidup dari kekayaanku, makan dari tanganku, bisa tiba-tiba meninggalkanku seusai pandemi... That filthy man, my ex... He bited the hands that fed him! kali ini, Orion, kupastikan kau takkan pernah melakukan hal yang sama!"
Tetapi sayang, kepanikan antrean belanja warga Chestertown dan antrean mengular membuat kendaraan yang dikemudikannya tak dapat cepat-cepat menyusul sedan Orion, sehingga sudah terlambat baginya. Dengan kesal wanita cantik itu meninju setir. "Huh, hari buruk bagiku! Kurasa mereka sengaja melakukannya, awas saja bila nanti ketahuan!"
Tak berlama-lama panas hati, Rose teringat pada kedua putra-putrinya. "Leon dan Grace tak boleh lama-lama kutinggalkan. Remaja-remaja labil itu bisa sama saja nekatnya seperti ayah mereka. Huh, aku terpaksa pulang dulu, memastikan mereka tak ikut berbuat hal-hal bodoh!"
(bersambung besok)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H