Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 1)

2 Februari 2023   09:53 Diperbarui: 21 Februari 2023   13:37 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang petugas keamanan, kemungkinan besar penjaga pintu, tetiba mengejutkan Rani dengan kemunculannya. Pintu gerbang besar itu perlahan terbuka.

"Uh, oh, yes, thank you very much." Maharani melangkah masuk. Koper-kopernya ia hendak bawa sendiri, namun si petugas segera menawarkan bantuan yang tak bisa ia tolak.

Melewati pagar hidup sepanjang beberapa belas meter, segera muncul pemandangan indah seperti di film-film klasik Everopa. Air mancur di kolam bulat terawat dan rumah megah bak istana di tengah-tengahnya, dikelilingi taman bunga mawar merah yang sangat terawat.

Lobi utama sangat besar seperti sebuah hotel. Bangunan itu hanya berlantai tiga, namun penampilannya mirip istana! Aneka perabotan dan dekorasi retro klasik dan lantai tertutup karpet tebal menyambut tamu, menjanjikan kenyamanan tersendiri.

"Selamat datang di main mansion kediaman keluarga Delucas. Anda pasti lelah. Silakan masuk dan gantungkan jaket Anda di gantungan yang tersedia. Koper-koper Anda akan kami bawakan ke penginapan. Terima kasih." Seseorang membukakan pintu utama dan membungkuk hormat, lalu memandunya memasuki sebuah ruangan.

Tak lama kemudian, Rani sudah duduk di sofa tua nan cozy ruang tamu yang sangat luas bagaikan penthouse di hotel berbintang lima. Interior ruangan ditata serba biru, bernuansa retro klasik modern. Aneka kudapan lezat asin dan manis ala Everopa dilengkapi secangkir teh hangat telah tersaji di meja kopi. Sedari tadi sudah merasa lapar dan haus, namun Rani belum bisa begitu saja menikmati semua itu. Seorang wanita setengah baya kini duduk tenang di sofa tunggal di hadapannya tampak mengintimidasi! Matanya biru tajam dan sangat jarang berkedip, sungguh membuat grogi!

"Nona Cempaka! Perkenalkan, namaku Lady Rosemary Delucas, aku yang menyuratimu. Aku memerlukan guru privat untuk dua putra putriku yang beranjak remaja, Leon Delucas dan Grace Delucas. Keduanya sejak kecil menjalani homeschooling. Kami jauh dari sekolah formal biasa di Everlondon, setidaknya Leon dan Grace akan tetap tinggal di sini hingga saatnya memilih perkuliahan yang mereka sukai nanti. Apakah Anda bersedia tinggal dalam jangka waktu panjang di tempat sesunyi ini dan mengajar Bahasa Evernesia sebagai ekstrakurikuler mereka?"

Kesan pertama Maharani, Lady Rosemary, wanita cantik yang masih tampil seksi di usia empat puluhan tahun, adalah seorang janda kaya raya yang galak. Rani merasa ciut, instingnya berkata, Sepertinya aku salah alamat, takkan betah bekerja di tempat sesunyi ini, walau megah dan mewah sekalipun!

"Bolehkah aku menanyakan sesuatu, Ma'am? Maaf jika terdengar lancang. Apakah aku boleh sesekali keluar dari sini di akhir pekan?" Rani bertanya pelan-pelan, mencoba bersikap sopan demi memancing bagaimana sikap asli Rosemary terhadapnya.

"Tentu saja boleh!"

Suara rendah maskulin di belakang Rani membuatnya spontan menoleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun