Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dear Hater, Wo Ai Ni (3 Dari 3)

29 Januari 2023   20:48 Diperbarui: 6 Februari 2023   10:20 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jleb, jleb, jleb!

"Milikku... selamanya!"

***

Keesokan harinya, tepat di Hari Imlek, seluruh media massa dunia maya dan nyata digemparkan dengan kasus luar biasa. Seorang gadis muda pengarang bernama Heni Wendarto yang juga dikenal dengan nama pena Xiao Hong Qun ditemukan meninggal dunia dalam keadaan mengenaskan, penuh luka tusuk di sekujur tubuhnya yang nyaris tanpa busana. Diduga ia juga mengalami perkosaan. TKP, sebuah penthouse hotel berbintang lima, konon disewa oleh seseorang bernama Jason Yang. Namun setelah diselidiki oleh yang berwajib, ternyata Jason Yang hanyalah sebuah alias saja. Foto di media sosial hanya editan, pengakuannya selama ini sebagai editor dan putra penerbit mayor juga tidak benar. Orang tua pria terduga pelaku ini memang konglomerat kaya yang tinggal di luar negeri.  Jason Yang jadi-jadian itu berhasil menghilang entah ke mana setelah menghabisi nyawa Xiao Hong Qun.

Aini hanya bisa meratap sedih. Walau Heni bukan sahabatnya, ia merasa kehilangan. Setelah selesai diotopsi, jenazah Heni disemayamkan di sebuah rumah duka. Keluarga Wendarto masih sangat terpukul.

"Heni, seorang penulis panas? Tak mungkin! Dia anak baik-baik! Dia takkan berani menulis seperti itu!" ratap Bu Wenarto di hadapan jasad Weni yang terbujur kaku.

Aini hanya bisa menahan air mata. Tak ada lagi yang bisa ia lakukan. Hanya seikat bunga seruni serta doa bisa ia panjatkan kepada Heni.

"Heni, andai saja bisa kukatakan jika orang itu teman sekolahku yang lihai menipu orang, sama sekali bukan sosok Jason Yang. Walau kita tak pernah semisi dan sevisi, bagaimanapun kau kuanggap sahabat dan saudari literasiku. Damailah dirimu di sana. Selamat Imlek, Sahabat. Wo ai ni."

Tamat - 29 Januari 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun