Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serangan Monster Lato-lato!

25 Januari 2023   13:58 Diperbarui: 26 Januari 2023   05:20 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah entah berapa minggu atau bulan nyaring lato-lato terdengar di Kampung Anyar. Sepertinya November atau Desember, tapi aku tidak yakin!

Tadinya suara itu tidak seberapa menggangguku. Ah, 'kan hanya mainan anak-anak kecil! Demikian pikirku sambil menarik selimut. Percuma menutup telingaku, suaranya masih terdengar. Menggaung di relung hati, menggema di dasar jiwa.

Bahkan pada siang hari saat aku menjemur baju di loteng rumah, suara lato-lato masih terdengar hingga ke lantai empat. Huh, apa anak-anak itu tidak pernah sadar jika mainan bola plastik keras itu berisik?

Di malam hari pada akhir minggu, lebih banyak lagi lato-lato terdengar. Suaranya tek tek tek tek seperti ribuan alat musik kastanyet dibunyikan bersama, walaupun tanpa Tari Flamenko. Entah berapa anak-anak kecil sedang berlomba di luar sana. Dasar bocah!

Semoga saja mereka segera bubar. Hanya itu harapanku sambil berusaha tidur. Ada yang bilang jika suara lato-lato bisa jadi white noise. Huh, bagiku tetap saja black noise!

Tiba-tiba bangunan rumah kami bergetar hebat! Sekali, dua kali. Tembok kamar retak.

"Ada gempa?" panikku.

"Mak!" anak-anakku menyerbu masuk kamar, "Barusan di tivi ada berita musibah, kita harus mengungsi!"

"Apa? Gempa bumi? Atau jangan-jangan kalian hanya nonton film akhir pekan?"

"Bukan, Mak! Monster Lato-lato menyerbu Kota Jekardah! Sekarang satu sedang menyerbu kampung kita!" sahut Si Sulung.

Kupikir anak-anak sedang bergurau, apalagi Si Sulung imajinasinya tinggi, "Jangan becanda kamu, Kak!"

"Betulan kok Mak! Itu lihat, di depan..."

Saat guncangan dahsyat ketiga terjadi, buru-buru kusingkap tirai. Di depan rumah kami, dua bola besi seukuran mobil siap menghantam! Bagaikan slow motion, sepasang lato-lato besi raksasa itu meremukkan kaca jendela kami dan seketika menghantam tubuhku.

"Astaga..." itulah kata terakhirku sebelum semua pemandangan menjadi hitam kebiruan.

Aku terjatuh ke lantai dan terbangun.

Ternyata hanya mimpi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun