Kupikir anak-anak sedang bergurau, apalagi Si Sulung imajinasinya tinggi, "Jangan becanda kamu, Kak!"
"Betulan kok Mak! Itu lihat, di depan..."
Saat guncangan dahsyat ketiga terjadi, buru-buru kusingkap tirai. Di depan rumah kami, dua bola besi seukuran mobil siap menghantam! Bagaikan slow motion, sepasang lato-lato besi raksasa itu meremukkan kaca jendela kami dan seketika menghantam tubuhku.
"Astaga..." itulah kata terakhirku sebelum semua pemandangan menjadi hitam kebiruan.
Aku terjatuh ke lantai dan terbangun.
Ternyata hanya mimpi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H