Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kenali Apa Itu Genglit, Bukan Teenlit atau Chicklit!

18 Januari 2023   05:23 Diperbarui: 18 Januari 2023   08:01 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi edit pribadi

Apa itu genglit?

Bukan chicklit (literatur populer untuk wanita muda) dan teenlit (untuk remaja) ya!

Genglit itu pelesetan pribadi saya untuk kelompok literasi alias penulis. Tapi bukan sembarang kelompok! Bedakan dengan komunitas.

Jika komunitas, secara bebas saya artikan sebagai tempat berkumpul teman sehobi, seminat, ingin saling bagi, saling peduli, saling mendorong demi kemajuan bersama.

Namanya komunitas, tentu saja walau seminat, isi kepala dan ide tak bisa sama. Maka rentan terjadi pergesekan, debat anggota dan lain-lain. Tak apa-apa, selama masih sehat. Malah perbedaan pendapat membuat komunitas semakin hidup dan berwarna, bukan?

Genglit di sini mungkin sangat 'mirip' dengan komunitas, malah pada awal dibentuk mungkin sama saja dengan komunitas pada umumnya. Namun seiring waktu, tujuan serta visi dan misi genglit tanpa sadar telah mengalami pergeseran!

1. Hanya didominasi orang atau penulis tertentu saja, kebanyakan yang sudah mencapai sesuatu yang dianggap hebat.

2. Hanya menyukai pemikiran anggota yang sehati dengan si dominan saja.

3. Tidak menanggapi usul dan saran dari anggota baru yang dianggap masih cupu dan unyu.

"Siapa 'sih elo?"

4. Membuat event namun lebih mengutamakan anggota tertentu saja. Tidak mampu atau tidak mau mengakomodasi suara bersama alias tidak semua aspirasi bisa tertampung.

5. Tidak berusaha membuat semua anggota maju, hanya mengutamakan pribadi-pribadi/individu yang disukai si pemimpin saja. Alias pilkas, pilih kasih.

Keberadaan genglit seringkali tidak kita sadari. Kadang kita menjadi anggota di dalamnya namun kita tidak peduli, cuek, tidak mau tahu atau ikut campur.

Saran saya, sebaiknya kita berusaha agar komunitas apapun, terutama literasi, tidak hanya sekadar jadi sebuah genglit.

Komunitas dan kelompok bersama hendaklah bertujuan mulia untuk mendukung semua anggota demi kemajuan bersama. Tak semua pendapat pemimpin/senior harus selalu diangguki, diamini dan dimanuti, anggota bebas berpendapat dan berkreasi penuh kebebasan atas kesadaran dan tanggungjawab masing-masing.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun