Banyak penulis yang sudah merasa mastah atau femes (walau sering humble bragging 'Ah, saya masih serpihan rengginang') membagikan segala macam 'tips' bagaimana ia mencapai 'kesuksesan'.
Mengapa saya pakai tanda kutip?
Karena 'tips' yang dibagi tersebut seringkali sebenarnya bukanlah bagaimana ia bisa 'sukses' atau how to be like me, namun sebuah keyakinan atau ajakan terselubung yang ia anggap benar!
Sesuatu yang ia ingin semua orang meyakininya, alias patokan.
"Menulislah sesuai pasar, maka kau akan laku!"
"Menulislah bukan seperti yang kita ingin, melainkan apa yang pasar ingin."
"Menulis harus begini, tak benar jika begitu! Harus seperti ini jika mau laku, seperti pada karya saya ini, coba baca jika mau tahu, bla bla bla..."
Kira-kira begitulah 'tips-tips' yang mereka bagikan dan kemudian diamini atau dan diangguki para pembaca atau pengikut setianya, bahkan mereka langsung tiru dan ikuti jejaknya.
Padahal belum tentu 'tips' tersebut benar-benar tepat atau bisa diikuti secara  intuisi dan hati nurani. Kedengarannya benar dan masuk akal, akan tetapi coba baca beberapa alasan mengapa kita harus menyaring terlebih dahulu.
1. Pasar adalah target pembaca yang sangat luas. Mungkin yang dimaksud di atas adalah pembaca mainstream atau pembaca pada umumnya yang tak memandang usia alias main tembak. Walau segmentasi karya kita misalnya untuk dewasa, keterbacaan karya bisa saja akan melebar keluar dari target karena dipromosikan dan disajikan secara terbuka. Itulah mengapa jadi lebih laku, karena dipromosikan dan melebarnya segmentasi.