2. Tak semua penulis juga bisa atau berminat ikut arus. Tentunya menulis bukan hal yang enak dikerjakan jika kita lakukan tidak sesuai kebisaan/bakat dan minat, bukan?
3. Patokan atau pembenaran 'harus begini - bukan begitu!' yang kemudian diamini pembaca atau calon penulis belum tentu adalah kebenaran sejati dalam sastra dan literasi. Barangkali hanya opini pribadi subjektif atau bahkan sebuah iklan/promosi terselubung saja agar lebih banyak yang membaca karyanya.
Kesimpulan, kita tak perlu seratus persen ikut bin manut apa kata mastah dan femes. Kita miliki pendapat sendiri dan lakukan. Ikuti jalan dan prinsip literasi yang benar dan nyaman sesuai kehendak pribadi kita. Cara tahunya? Baca, belajar, ingin tahu dan jadilah lebih terbuka (open minded) pada apa kata dunia, tanpa mentah-mentah langsung menurutinya.
Jangan lupa pada penggunaan kaidah dan ejaan penulisan dan batasan-batasan berkarya tak terlihat bernama prinsip dasar, moral, hukum, hak cipta, budaya, kepribadian bangsa dan lain-lain.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H