Orang yang terbunuh kemarin karena ditusuk dengan pisau saja sudah cukup mengerikan. Apalagi, sebuah pedang?
Pedang terkutuk 'Dangerous Attraction' yang pernah ia lihat sendiri belum lama ini. Pedang perak berkilau yang masih sangat tajam, memancarkan aura sedingin es dan sepanas api, seakan menunggu seseorang menyentuh dan menggenggam pangkalnya.
"Jangan sampai hilang! Jangan sampai jatuh ke tangan orang lain! Kurator serta kolektor dari seluruh dunia sangat menginginkannya sebagai koleksi antik bernilai tinggi yang akan sangat laku dan diincar museum di seluruh Dunia Ever!" kata Ocean dan Sky dulu.
Emily tak bisa berkata-kata. "Tak ada CCTV di sini, Tuan?"
"Tentu tak ada, karena puri ini sudah sangat tua dan fasilitas kelistrikannya dan juga alat telekomunikasi kami sangat minim. Bahkan jaringan telepon pun tak ada di sini." pria itu dan Emily untuk sementara terdiam bersama-sama.
Sementara itu, di suatu tempat rahasia, Hannah sedang memegang barang yang baru saja dibicarakan Emily dan seorang pria penjaga.
"Ya, ya, ya. Tentu saja aku yang memecahkan kacanya dan mengambil pedang terkutuk itu, mumpung Ocean dan Sky sedang tak ada di puri ini. Dan saking tenangnya, tak ada yang segera tahu! Walau bunyi kaca pecah keras terdengar, saking luas dan jauhnya koridor dan ruangan-ruangan dalam puri ini, bahkan penjaga yang sedang tugas patroli pun terlambat bergerak mengetahui hilangnya benda ini!"
Hannah menggenggam pedang itu dengan kedua tangannya yang mulai tremor. "Ya, tak sesuai legendanya, aku tak langsung membunuh orang-orang dengan pedang ini! Bukan aku yang akan melakukannya!"
Mata tuanya seakan menyala-nyala karena pantulan kilau pedang itu.
"Bukan aku! Melainkan si Makhluk Terkutuk itu!"
(Bersambung)