Ya, ia satu-satunya hiburanku saat ini. Membayangkannya mandi selalu membuatku tersenyum. Aku tak tahu apakah ini dosa atau tidak, yang jelas, bila imajinasi purba ini bisa menghiburku di sisa hidupku yang singkat ini, mengapa tidak?
Tubuhnya yang langsing putih, rambut pirang pendek, mata cokelat. Dengan dua benda bulat yang ujungnya juga berwarna sama dengan matanya. Lalu semakin ke bawah, pinggul ramping mulus dan sesuatu di antaranya, yang kurasa itulah pintu surga. Lalu sepasang sesuatu yang membulat lagi, diapit sepasang paha dan kaki mulus jenjang.
Aku sadar sekarang, aku laki-laki. Dan aku memerlukan perempuan. Tidak Si Tua itu, aku perlu Emily.
Aku harus memilikinya!
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H