"Sekarang kita tidur dulu, nanti pagi bila kau bisa jangan sampai Sky tahu kita semalaman berdua di sini, nanti dia iri!" Ocean tertawa lagi.
"Te, te, terima kasih ya Ocean." Emily tersipu-sipu setiap kali melihat tawa, senyum dan bibir Ocean yang waktu itu sempat mengecupnya.
"Sama-sama. Aku suka malam ini bisa berdua denganmu di sini, walaupun bukan berkencan ya." Ocean sekali lagi duduk di ranjang, di dekat Emily yang sudah masuk ke dalam selimut.
"Kau sudah mengantuk? Yuk kita tidur. Maaf ya, kau pasti lelah sekali hari ini dan bila kita mengobrol tentu kau akan bertambah mengantuk." Ocean tiba-tiba mendekat.
Dikecupnya selintas pipi Emily. "Selamat malam."
"Se, se, selamat malam juga." Emily terkejut, sedikit merasa senang sekaligus agak kecewa karena cuma ciuman di pipi saja.
Keduanya spontan merona, Â masing-masing berusaha keras untuk tak berlanjut menjadi perbuatan macam-macam.
"Ya, kita istirahat yuk. Selamat malam, masih ada hari esok bukan?" Ocean mengedipkan sebelah mata.
Ocean segera bangkit untuk berbaring di sofa yang juga super besar dan panjang seperti ranjang kedua di kamar itu, sementara Emily mengubur dirinya sendiri di balik selimut. Wangi dan lembut tubuh Ocean seperti melekat di seprai super nyaman, dan Emily merasa seperti dipeluk langsung oleh pemuda tampan itu. Dengan cepat ia jatuh tertidur bagai terhisap ke dalam lubang hitam yang dalam tanpa dasar.
Sementara Ocean masih merenung. "Bagaimana ya? Aku tak tahu caranya, Em. Aku ingin sekali kita bisa lebih dari sekedar teman, karena sejak malam itu, aku merasa kita sudah lebih dekat. Bahkan aku sudah mencium bibirmu." ia diam-diam bermonolog walau hanya berbisik, takut Emily bisa mendengarkan.
AAAARGH!