Bagaimana kita tahu kata-kata kita sudah cukup baik? Kata-kata itu hendaknya datang dari hati kita sendiri. We mean it. Artinya kita benar-benar menghayati dan memaksudkannya.
Terapkan dalam kalimat dan baca ulang. Jangan malas atau hanya kejar kata lalu memanjang-manjangkan.
Sekadar opini yang sering kuulangi. Hindarilah kata-kata kurang elok yang biasanya digunakan hanya sebagai clickbait, pemancing, pemikat calon pembaca namun sesungguhnya kurang elegan bahkan kurang santun untuk diucapkan. Tak perlu dicontohkan, bukan?
3. Sebelum diluncurkan, sempatkan periksa ulang. Apa ada kata yang mungkin lebih baik atau tepat? Misalnya kata 'melihat', umum sekali, bukan? Sebuah usul saja, barangkali ada kata yang lebih khusus atau spesifik yang lebih memberi efek bagi pembaca. Contohnya memandang, menengadah, mengintip, melirik dan lain sebagainya.
Bulatkan tekad kita di awal 2023 ini untuk mulai menggunakan kata-kata layak tera dan layak baca. Bagai mutiara bersinar, kata-kata kita sesungguhnya sangat berharga. Jangan sia-siakan kesempatan untuk memulai tahun dengan tebar kebaikan lewat kata-kata.
Satu lagi himbauan. Jangan hanya mau laku, mari belajar untuk segan dan tahu rasa malu. Malu untuk melakukan ATM, plagiasi dan pornliterasi. Hargailah hak cipta dan literasi yang asli murni.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H