Sungguh rendah jika kata-kata hanya diterakan demi menghasilkan cuan belaka. Kisah dan artikel kita sebetulnya bukan hanya sebuah komoditi perdagangan, tulis, jual, beli, lalu selesai.
Perjalanan kehidupan literatur kita masih sangat panjang. Lihatlah prasasti dan perkamen yang sudah lestari berabad-abad, ukiran berusia ribuan tahun di Mesir dan Mesopotamia yang mengawali zaman sejarah. Relief di candi-candi.
Kita mungkin bisa menyanggah, ah, tulisanku receh, remeh, tidak laku. Pasti yang baca sedikit, tak peduli, tak suka lalu ya sudah.
Tidak demikian, Sahabat. Tulisan kita hingga kapanpun akan dicari, bisa digali dan ditemukan. Ibarat harta karun, buku yang terkubur suatu saat pasti akan ditemukan.
Mari introspeksi diri dan coba renungkan mengapa kita menulis. Demi mendapat pengalaman, demi berbagi, demi menghasilkan dan mengabadikan buah talenta. Apa saja yang tak hanya kita kira akan hilang jadi cuan belaka.
Semoga di tahun 2023 kelak buah-buah talenta kita akan lebih banyak dipetik pembaca dan menjadi berkat. Amin.
Jakarta, 29 Desember 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H