Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Episode 8: Cursed Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

26 Desember 2022   13:35 Diperbarui: 26 Desember 2022   14:13 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami lahir hampir 23 tahun yang lalu." kisah Sky si cerewet saat membawa Emily tur keliling  museum.

"Sebentar lagi, kurang dari sebulan lagi, kami akan ultah. Moga Emily mau tetap di sini merayakannya bersama kami." tambah Ocean.

"Wow, tentu saja. Dengan senang hati." balas Emily riang.

Di museum dan perpustakaan itu terpajang rapi dan bersih deretan rak buku-buku, banyak foto lama hitam-putih, sephia hingga berwarna, lukisan besar-besar potret leluhur keluarga Vagano, serta satu benda yang paling menarik perhatian Emy terpajang di dalam lemari kaca.

"Sebuah pedang? Apakah ini sungguhan?" tanya gadis itu.

Kedua kembar Vagano terdiam seketika.

"Dangerous Attraction: Kekaguman nan Berbahaya." ucap Ocean lama kemudian dengan suara lirih dan dingin, "Inilah pedang terkutuk yang tak pernah boleh jatuh ke tangan siapapun, sebab konon bisa membuat pemegangnya akan segera membunuh siapapun, pemegang yang memiliki dendam kesumat dalam hatinya."

"Belum lagi gulungan perkamen terkutuk itu." tambah Sky dengan suara lirih dan dingin yang tak seperti biasanya.

Duh, kok aku tetiba jadi merinding? Emily merasa ada aura berbeda terpancar dari kedua pemuda itu, tiba-tiba seakan mencekam dirinya di siang hari cerah di tempat antik seluas dan seterang ini.

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun