Seorang artis dangdut wanita yang cukup ternama di Indonesia belum lama ini curhat di media sosial jika selama ini kerap memberikan uang jajan kepada adik-adiknya.Â
Bukan hanya itu, ia juga pernah memberikan kendaraan hingga hadiah yang cukup besar nilainya.
Bermaksud untuk tidak memanjakan mereka, ia lalu menyetop semua tindakan bantuan bulanan ibarat gajian itu. Namun jadi kontroversi karena dianggap mengabaikan atau meninggalkan keluarga atau 'ibarat kacang lupa kulitnya' karena 'bukannya sudah selayaknya seorang kakak membantu adik-adiknya?' Apalagi karena ia dulu berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Kini ia sudah sukses dan terkenal, jadi mengapa malah tiba-tiba setop uluran tangan hingga terkesan pelit dan semena-mena pada keluarga?
Namun ia berkilah jika ingin berusaha 'memberikan kail dan pancing daripada hanya sekadar memberikan ikan saja.'
Adik sang artis malah ikut dirundung warganet, dianggap menyusahkan sang kakak. Namun mereka kini mengaku sudah berdamai.
Bagaimana dengan kita semua, apakah juga masih bergelut menafkahi keluarga khususnya keluarga besar di luar anak-anak dan pasangan hidup?
Barangkali ada benarnya, sudah saatnya adik atau saudara sepupu sang artis walau mungkin dulu hidup susah bersama, kini berusaha bangkit dan mencari jalan hidup, berusaha sendiri sebisa semampu mereka.
Jika diempani dan dimanjakan terus, lalu kapan keluarga besar akan bisa mandiri dan bertumbuh besar?
Akan tetapi jika di bawah asuhan sang artis misalnya masih ada anggota keluarga yang jatuh sakit, sudah menua, terkena musibah atau tidak dapat menafkahi diri, barangkali bisa dipertimbangkan untuk meneruskan bantuannya.
Bukan karena manja atau tidak ingin mandiri, tentunya dalam keadaan mendesak anggota keluarga tersebut masih sangat memerlukan uluran tangan.
Lakukanlah dan berikanlah apa saja yang kita bisa berikan atas dasar kasih dan kekeluargaan, jangan harap kembali atau malah jadi hutang atau beban.
Lain halnya jika bantuan keuangan yang diberikan kepada keluarga habis untuk bersenang-senang atau hanya untuk dibelikan barang mewah semata-mata. Yang seperti ini harus dipertimbangkan baik-baik dan diberi peringatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H