Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Berita Penculikan Anak di Gunung Sahari

19 Desember 2022   11:12 Diperbarui: 21 Desember 2022   07:14 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Pixabay

Kembali terjadi beberapa hari silam, penculikan anak perempuan berusia 6 tahun bernama Malika Anastasya di bilangan Jalan Gunung Sahari, Jakarta Barat. Pelaku seorang pria berbusana hitam-hitam naik kendaraan umum Bajaj, terekam CCTV menggamit seorang anak, yang hingga kini belum diketahui nasibnya. Menurut pengakuan orang tua korban, si pelaku sempat mampir beberapa kali di warung mereka. Serta dikenal ramah dan akrab dengan anak-anak tetangga, tak ada yang menaruh curiga. Si sopir Bajaj juga mengaku tidak mengenal pelaku serta mengira jika penumpangnya hanya seorang ayah yang berusaha menjemput anak yang sedang bermain di tepi jalan.

Sayangnya, CCTV yang ada di TKP hanya satu dan juga hingga saat ini belum dapat mengungkap identitas pelaku.

Penculikan anak kerap terjadi di saat orang tua atau keluarga lengah dan kehilangan kewaspadaan. Bagaimana mungkin bisa terjadi, dan bagaimana mencegah kejadian menyedihkan seperti ini agar tidak lagi terulang?

1. Lingkungan yang ramai dan terlihat aman-aman saja seringkali menyebabkan pengawasan berkurang.

2. Orang yang bertamu atau mendadak ramah dengan anggota keluarga atau asisten rumah tangga kita patut diawasi dan diberi perhatian khusus.

Kebanyakan pelaku beraksi setelah mempelajari baik-baik bagaimana sehari-hari anak-anak berkegiatan atau memantau dulu situasi dan kondisi lingkungan itu. Bukan dalam sehari atau dua hari, kadang bisa berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

3. Bekali anak dengan pengetahuan agar tidak bermain di jalan sendirian (meskipun ramai), serta berani menolak ajakan dan bujukan dari orang tak dikenal (OTK). Seringkali OTK mengiming-imingi calon korban mereka dengan hadiah makanan, mainan atau uang dengan bujuk rayu yang super akrab dan ramah.

4. Tutup dan kunci pintu rumah dengan baik, walaupun lingkungan selama ini dianggap aman.

5. Awasi anak saat bermain di luar rumah, apalagi jika mereka kerap berangkat atau pulang sekolah-kursus seorang diri.

6. Tindak kriminalitas kerap terjadi bukan pada saat malam hari saja, maka tingkatkan pengawasan keamanan pada siang hari.

Seperti kita ketahui, human trafficking atau bahkan jual beli organ tubuh manusia masih menjadi isu panas yang memprihatinkan. Mari sebagai orang tua kita bekali orang rumah atau penjaga anak dengan pengetahuan dan kewaspadaan agar tidak melonggarkan pengawasan.

Mari kita cegah sebelum terjadi, penyesalan tiada guna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun