Seorang teman wanita dunia maya di Facebook-ku merasa kurang nyaman. Banyak temannya (follower atau friendlist) dumay yang mengiriminya pesan pribadi via FB Messenger mengajak berkenalan, kebanyakan lawan jenis. Belum cukup itu, mereka menanyakan hal-hal yang menjurus terlalu pribadi. Dan bukan hanya itu, kadang 'teman pria' itu malah mengirimkan foto dan video bagian tubuh yang kurang pantas. Entah dirinya atau comotan dari internet.
Sebagai wanita dewasa yang sudah berkeluarga dan memiliki satu anak, ia merasa sudah cukup menjelaskannya di bio bahwa ia tidak ingin berkenalan dengan lajang maupun pria lain, tidak berminat berkenalan secara pribadi dengan orang yang tidak ia kenal secara langsung. Akan tetapi aksi itu terjadi terus berulang kali, hingga ia terpaksa melakukan blokir, hingga mungkin pernah juga terpaksa melaporkan kepada FB mengenai aksi kurang menyenangkan tersebut.
Sebagai pengguna dunia maya, seringkali kita mengalami yang namanya stalking atau terlalu dikepoi oleh sesama pengguna yang tidak langsung kita kenal. Bukan menjapri untuk hal penting dan berguna, melainkan hal-hal remeh dan receh, kadang malah menjurus melecehkan.
Padahal sesungguhnya tak ada guna melakukan semua itu, mengapa? Teruntuk yang pernah melakukan, renungkanlah hal berikut ini.
1. Berkenalan dengan cara yang kurang menyenangkan seperti memaksa ingin tahu status pernikahan, ingin ketemuan dan sebagainya, apakah itu bisa memuaskan rasa penasaran? Apakah ada guna nyata dan manfaatnya?
Berkenalan asal saja, ibarat membeli kucing dalam karung.
Tertarik kepada seseorang? Tidak semua foto profil sesuai kenyataan, walau memakai wajah wanita cantik maupun pria tampan. Kebanyakan malah hanya menggunakan filter atau pemanis saja, sehingga banyak yang suka dan tertarik. Intinya, jangan mudah jatuh cinta hanya kepada foto. Bahkan video saja sudah bisa diedit saat ini.
2. Jika seseorang minta privasinya dihormati, perlakukanlah juga dengan rasa hormat. Tidak semua pengguna media sosial ingin bertemu langsung atau berkenalan secara real di dunia nyata.
3. Bayangkan jika ada saudara atau anak kita bahkan pasangan kita diperlakukan demikian, apakah kita akan tinggal diam?
Perlakukanlah sesama teman dunia maya kita seperti mereka/diri kita sendiri ingin diperlakukan.