Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Beberapa Opini Pahit Manis Literasi, Baca & Resapi Jika Peduli!

14 Desember 2022   07:18 Diperbarui: 14 Desember 2022   15:43 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut ini beberapa opini pribadi pahit manis penulis mengenai literasi:

1. Bukan hanya 'karya tamat atau updated, dibagi lalu selesai'!

Tugas menulis seorang penulis sesungguhnya masih jauh dari usai. Sesempurna dan sebaik-baiknya sebuah karya tulis, fiksi non fiksi, tentu masih memiliki kekurangan. Seyogyanya kita sempatkan melihat lagi ke belakang, apakah ada kesalahan tik atau kelebihan/kekurangan kata.

 2. Menulis tidak akan pernah bisa hanya menyasar target pembaca 'tunggal'!

Tunggal di sini ibarat ingin memanahkan sebuah anak panah atau menembak dengan senjata api berpeluru satuan. Menulis bagaikan menembak dengan senapan mesin berpeluru ekstra banyak atau juga bisa diibaratkan menyiram taman dengan selang air. Bisa menyasar sesuatu, namun akan ada yang 'terciprat' juga alias tidak bisa sepenuhnya tepat sasaran.

Misalnya, kita mungkin ingin menarget (utama) pembaca dewasa saja. Akan tetapi kita takkan pernah tahu jika ada anak-anak di bawah umur yang bisa saja membaca kisah kita dari ponsel orang tuanya. Sebenarnya bukan murni salah orang tua mereka di sini, mengapa? Sebuah pertanyaan menarik, meskipun demikian tidak untuk dibahas kali ini.

Menulislah dengan tujuan bisa dibaca target mana saja/layak baca untuk rata-rata semua usia. Semisal kisah cinta dewasa atau erotika, jika kita bisa menerakan dengan elegan, para penikmat sastra muda usia pun bisa ikut menikmati dan menggali makna tanpa rasa malu, jengah atau bersalah.

3. Menulis tidak akan pernah bisa 'baik/berhasil' jika tidak didasari oleh kesukaan dan minat membaca.

Mengapa? 'Baik/berhasil' dalam hal ini bukan berarti sudah sempurna luar biasa tanpa kesalahan atau sukses menghasilkan, melainkan tepat, bermanfaat, bermakna.

Menulis ibarat berenang atau berlayar. Membaca ibarat proses mengenal air dan arus. Jika ada penulis mengaku senang menulis tapi tidak suka membaca, sama saja dengan perenang atau pelaut yang tidak suka pada air. Laku, viral, ngetop, terkenal 'sih bisa-bisa saja dengan pelbagai cara.

Akan tetapi, wahai pembaca, apakah Anda mau berlayar dengan seorang pelaut yang tidak menyukai air?

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun