Seorang teman literasi dunia maya bertanya, apakah selepas SMU, kita butuh sekolah, kursus, atau kuliah khusus agar bisa menulis (menjadi penulis) dan atau menerbitkan buku?
Jawabannya, ya, dan juga tidak. Jika kita ingin menjadi wartawan, penerjemah, ahli bahasa dan sastra beragam bahasa, guru, tentu saja. Akan tetapi, jika 'hanya' ingin menulis?
Menulis sejatinya bisa dilakukan siapa saja termasuk Anda yang sedang membaca tulisan ini!
Yang membuat kita bisa menulis adalah karena kita terbiasa menulis. Untuk terbiasa menulis, kita harus mengenal beragam tulisan. Untuk mengenal tulisan, kita harus membaca.
Intinya, pendidikan akan membantu dan mendukung, akan tetapi hanya sebagai dasar maupun tambahan (tergantung mau menulis di bidang apa). Jika ingin menghasilkan literatur formal non fiksi/karya ilmiah untuk bidang pendidikan, sains, humaniora, seni, teknologi, edukasi, tentu harus menguasai bidang yang diinginkan/diminati. Untuk menulis secara umum dan populer, opini, blog, fiksi, siapapun bisa melakukannya.
Cek dan ricek dulu hal-hal berikut ini.
1. Apa minat utama/dasar / main/basic interest kita? Tentukan satu-dua, fokus agar kita bersemangat dan sreg menuliskannya.
2. Tema atau topik apa yang ingin kita bahas/tulis hari ini?
3. Siapa saja target pembaca kita?
4. Bagaimana kita ingin agar bacaan yang kita tuliskan kelak diterima pembaca, masyarakat dan keluarga? Apakah sudah cukup ramah, layak baca untuk sebagian besar usia? Ingat, jika tulisan bisa dibaca siapa saja, di mana saja.
5. Apa yang kita jadikan tujuan utama penulisan kita? Apakah hanya demi penghasilan semata-mata, atau kepuasan batin dan ketenangan jiwa?
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H