Sebagai manusia, kita tidak hidup seorang diri. Pembaca kita adalah sesama manusia dengan beragam latar belakang, usia, gender, serta pemikiran. Namun semua tentu memiliki logika serta keinginan untuk membaca demi sesuatu.
Untuk apa kita membaca, jika tidak ingin tahu apa yang ditulis?
Logika di sini artinya secara bebas, hal yang sudah pasti ada secara alami atau batas (kemampuan) yang tak mampu diubah (manusia) dalam kenyataan.
Kadang memang penulis (semisal fiksi genre fantasi) 'melanggar' logika, itu masih diperbolehkan selama 'hanya untuk hiburan/imajinasi belaka'.
Akan tetapi hendaknya apa yang sudah ada secara alamiah tak begitu mudah 'diubah', apalagi jika penulis bermaksud 'meyakinkan' pembaca akan sesuatu.
Etika itu penting karena sebagai penulis kita wajib menghormati serta memberikan pembaca kita sajian kata terbaik. Tak peduli apakah fiksi maupun non fiksi, pilah dan pilih kata-kata yang elegan untuk diabadikan.
Terakan kata dengan hati-hati, sebab kita semua punya hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H