Novel online semakin di depan, jika boleh saya ATM atau sedikit niru iklan.Â
Karena semakin mahalnya buku cetak akibat harga kertas meroket, banyak pembaca yang beralih membaca novel online, apalagi yang mode 'gratis' (alias jujurly, 'hanya' nonton iklan.)
Tahukah Anda jika...
1. Tidak semua novel online yang ada di beranda atau halaman muka itu sudah pasti yang terbaik/worth to read, walau labelnya eksklusif, recommended dan sebagainya.
Bisa saja judul-judul yang ditempatkan di sana adalah hasil promosi editor in-house, hasil negosiasi, atau secara jujur, hasil minta slot atau bagian jatah promosi antara penulis dengan editor.
2. Sebagian novel di platform atau aplikasi tidak melalui banyak proses editing atau review, melainkan langsung rilis. Itulah  beberapa sebab atau alasan mengapa kadang ada novel yang banyak tipo (salah tik), kurang 'sreg' dan lain-lain.
Seyogyanya para penulis novel online mulai lebih care pada mutu dan isi penulisan, tak hanya asal kejar kata, kejar tayang saja.
3. Tidak semua yang cover-nya menarik mata alias clickbait karena ada pose seksi menggoda isinya juga bagus, jadi tak bisa jadi patokan.
Lebih baik baca dulu blurb alias pembuka ceritanya. Blurb yang rapi, singkat, jelas, dan menarik, pasti penulisan isinya juga rapi dan layak baca.
4. Sekadar opini, lebih baik coba cari dan membaca karya penulis-penulis berbakat yang care pada literasi, peduli dan cinta dunia literasi bersih bermutu sehingga berani menulis tidak hanya yang 'itu-itu' saja.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H