Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bukan Hanya Karena Bakat, Bagaimana agar Tulisan Kita Jadi Lebih Menarik?

2 Desember 2022   11:51 Diperbarui: 3 Desember 2022   08:24 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kita begitu suka pada tulisan seseorang, walaupun banyak kisah setema dari penulis-penulis lainnya, tetap akan balik lagi karena telah terpikat pada tulisan darinya, seorang penulis tertentu saja?

Pernahkah kita merasa kesal betul dengan opini atau ketikan seorang penulis, namun tetap penasaran dan kepo dengan setiap kata-katanya? Ingin protes dan bilang 'tidak' karena merasa tersinggung, kesal, namun harus mengakui dalam hati (walau rela tak rela) bahwa ia memang benar?

Itu berarti kita telah terpikat dengan tulisan seorang penulis yang right on point.

Tulisan yang right on point bukan dihasilkan hanya karena berbakat atau beruntung saja baru tulisan kita akan banyak dibaca, melainkan karena...

1. Adanya 'jiwa' yang hadir dalam setiap penulisan kita. Beda antara tulisan yang diketik sendiri oleh penulisnya akan terasa betul. Tidak ada seorangpun penulis bahkan yang sudah sangat ahli dalam tata bahasa, mampu mengkopi 'jiwa' yang tersirat indah dalam penulisan kita. Tidak ada yang bisa mengklon 'jiwa' tersebut. Meniru, bisa. Ghostwriters bahkan para plagiator bisa mencoba, namun takkan ada yang bisa sukses' 100 persen menduplikasi gaya kita.

2. Adanya ketulusan dalam karya kita. Bukan karena kejar jumlah kata saja, karena target hasil saja, karena dikejar deadline saja. Melainkan tulus, spontan, mengalir, jujur serta bersih. Bukan karena terpaksa, rutinitas, atau hanya karena ikut-ikutan sesama penulis.

3. Bakat hanyalah semacam pupuk atau faktor X yang baik sekali jika memang ada, namun tidak harus ada. Jika hanya berbakat namun tidak dilakukan dan dijalankan, akan percuma saja. Malah lebih penting minat di sini. Siapapun yang tak terlalu berbakat namun berminat dan bersungguh-sungguh, pasti akhirnya akan bisa menulis dengan baik.

Cara menulis yang paling baik adalah dengan banyak-banyak membaca dan berlatih menulis sebisanya, sesempatnya, sedapatnya. Tidak harus melalui kelas yang mahal-mahal atau spesial. Materi, ejaan, tata bahasa dan cara penulisan bisa sambil lalu dipelajari lewat bacaan-bacaan yang baik, aktual, kredibel dan bermutu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun