Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Desain Sampul Buku Tak Asal Panas-Seksi, Ini Panduan Dasarnya!

29 November 2022   10:15 Diperbarui: 29 November 2022   10:43 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Don't judge a book by its cover." Demikian kata pepatah. Sekarang malah banyak calon pembaca menilai buku 'hanya' dari cover-nya (saja).

Betul, mungkin kesan pertama ada pada sampul buku. Apalagi pada novel online yang kebanyakan memang mengandalkan 'hidup' dari klik para calon pembaca.

Konon novel online yang laku adalah buku dengan cover atau sampul virtual berfoto atau berilustrasi wanita seksi atau pria berbodi atletis. Plus judul dengan kata-kata mengundang semacam 'gairah', 'ranjang', dan semacamnya.

Saya sebagai penulis fiksi bernuansa 90-an tidak menganjurkan atau mendukung yang semacam itu, silakan saja jika ingin dan memang bertujuan sedemikian dalam literasi. Yang saya ingin bagikan di sini adalah beberapa opini mengenai sampul atau perwajahan buku pada umumnya, offline maupun online.

1. Tak melulu hanya foto atau ilustrasi seksi saja, masih ada banyak obyek atau alternatif lain yang menarik dan juga tidak terkesan terlalu seksi atau seduktif, walau isi fiksi kita berbau erotika sekalipun. Misalnya siluet, bunga, sepatu, dan lain-lain. Jadi, tak perlu ikut-ikutan dengan yang sudah banyak ada. Selain itu, bagi pengguna gratisan, gunakanlah foto atau ilustrasi yang tak memiliki hak cipta atau bebas untuk dibagikan.

2. Keterbacaan nama pengarang serta judul cerita sangat penting. Banyak penulis atau desainer asal saja mempergunakan tipe huruf yang terlalu kriwil, dianggap keren dan nyeni, padahal sulit dibaca. Bukan hanya masalah ukuran (size), pengaturan jarak (spacing) juga sangat penting. Antar huruf dan antar kalimat atas bawah. Tebal-tipis huruf juga perlu diperhatikan.

3. Pemilihan warna dan kombinasi/palet perpaduan warna juga memegang peranan penting. Banyak penulis dan desainer sampul buku asal saja memilih palet warna (asal tabrak) sehingga tak jadi menarik, malah terkesan ramai dan belang-bonteng, tanpa aturan, asal wah saja. Lebih baik jika dikombinasikan dulu sesuai tema, bisa tetap simpel namun enak dilihat. Disarankan agar warna tulisan dengan latar belakang kontras agar tidak menyebabkan calon pembaca kesulitan membacanya. Misalnya latar putih bersih, tulisan merah cerah atau hitam. Latar hitam, tulisan putih atau warna cerah lainnya. Bisa juga merah asal cukup terbaca.

4. White space atau jarak antar obyek juga perlu diperhatikan. Jangan terlalu rapat-rapat, jangan terlalu renggang-renggang. Usahakan agar tulisan dan foto-ilustrasi tidak bertabrakan.

Desain sampul buku novel karya pribadi (dokpri)
Desain sampul buku novel karya pribadi (dokpri)

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun