Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bebas Jangan Bablas, Biar Nge-twit Jangan Asal Bunyi!

20 November 2022   18:05 Diperbarui: 20 November 2022   18:35 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Twitter sering diibaratkan sebagai cuit bin celetukan, ngetwit istilah kerennya. Gara-gara belakangan ini kebebasan berpendapat dan berekspresi gamblang digembargemborkan, salah satu media sosial yang sering digunakan netizen Indonesia ini menjadi yang teratas selain Instagram dan tentu saja Facebook. Mudah, tinggal tik, beri tagar, klik. Maka seluruh pengguna bisa menemukannya.

Sayangnya banyak yang tersandung dengan twit asal-asalan, asal goblek alias tidak memperhitungkan bagaimana dampaknya. Begitu ada reaksi keras atau negatif, lalu semua berlindung di balik kata 'ironi' atau 'hanya menyindir' atau hanya me-repost atau reshare.

Beberapa contoh twit 'bodoh' yang berhasil menggiring pemilik akunnya ke yang berwajib adalah repost meme Stupa Buddha oleh seorang mantan menteri negeri ini (plus kata-kata kurang elok dari yang bersangkutan) dan twit seorang pegiat seni yang baru-baru ini viral lantaran twit merendahkan, foto bersama dua ibu negara dengan kalimat-kalimat ala dramanya yang mengundang kontroversi.

Tentu saja masih banyak yang berpendapat menulis apapun suka-suka penulis saja. Tidak usah ikut campur atau kepo. Akan tetapi semua bentuk media sosial; artikel, cuitan, status, bahkan novel online sekalipun memiliki kesamaan:

Tidak bisa hanya satu arah, melainkan satu ke banyak sekali arah.

Mungkin karena itu Elon Musk tadinya berusaha agar yang mau 'fasilitas lebih' dari Twitter bisa membeli/langganan 'centang biru', walau harganya termasuk cukup mahal bagi akun iseng saja.

Kebijakan ini akhirnya ditunda karena banyak disalahgunakan akun verified tiruan demi mendapat feedback tertentu atau perhatian (rentan hoaks dan pemalsuan identitas).

Mungkin bukan hanya penulis kisah fiksi dan non fiksi saja yang perlu belajar untuk tidak kebablasan menulis.

Semua pengguna media sosial dan tulisan umum apapun hendaklah menuliskan apa saja dengan hati-hati, walau hanya iseng, lucu-lucuan, curahan hati maupun kritikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun