Bapak, Ibu, Papa, Mama, semua teman dan sahabat sesama orang tua yang saya kasihi. Beberapa murid di sekolah anak-anak kami di Jakarta belum bisa masuk sekolah karena sedang sakit. Rata-rata menderita penyakit yang sama. Demam, batuk, pilek.
Mungkin pada tahun 1990-2000-an kita masih tidak terlalu khawatir. Penyakit tersebut di atas tampaknya biasa-biasa saja, namanya juga musim pancaroba, perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan. Namun di masa setelah tahun 2019 tampaknya kekhawatiran kita semakin bertambah. Pandemi Covid-19 yang tampaknya belum akan berakhir dengan munculnya berbagai varian baru tampaknya belum akan reda.
Mungkin pada akhir tahun 2022 ini tampaknya semua orang masih santai saja karena belum ada peningkatan kasus atau tingkat mortalitas yang berarti. Namun itu tidak berarti kita semua bisa santai, bisa abai. Perjuangan belum lagi selesai.
Belum saatnya kita lepas atau gantung masker. Kita harus berjuang menjaga seluruh anggota keluarga agar tetap sehat. Kita belum bisa semaunya dan seenaknya bepergian tanpa protokol kesehatan.
Sudah beberapa kerabat yang kami kenal langsung menderita penyakit ini, bahkan ada yang lebih dari sekali. Bagi yang masih mempercayai bahwa penyakit ini hanya konspirasi, kami mohon, berpikirlah dengan bijaksana. Penyakit ini nyata dan sungguh-sungguh ada. Bahkan kami pernah mengalami yang namanya zona merah walau tidak bertetangga dekat.
Pengalaman mereka yang menderita penyakit ini sangat tidak enak, pusing, menyesakkan, dan menyiksa. Belum lagi saat ini situasi dan kondisi masih belum benar-benar aman dan berani meminum obat sirup untuk penyakit batuk-pilek dan demam pasca hebohnya kasus gagal ginjal akut yang menghantui anak-anak.
Jadi, demi kesehatan dan keselamatan kita bersama, terutama anak-anak (murid/siswa sekolah) serta orang tua dan lansia yang rentan terhadap Covid-19, mari kita bergandengan tangan menjaga kesehatan. Minumlah vitamin, makan makanan bergizi, cukup istirahat, dan jangan lupa prokes dan vaksin.
Ketidakpercayaan dan pengabaian kita tidak akan menguntungkan, malah akan merugikan diri dan sesama.
Terima kasih, dan jika Anda setuju, kiranya luangkan sedikit saja waktu, bagikanlah pesan indah dan surat terbuka ini kepada sesama.
Salam sehat.