Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengapa Menulis (Sepatutnya) Penulisnya (Sendiri) yang Melakukannya?

12 November 2022   07:01 Diperbarui: 12 November 2022   07:17 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin orang awam tidak banyak tahu jika belum tentu kisah dalam buku atau artikel baik fisik atau online ditulis oleh penulisnya sendiri.

Contoh paling mudah adalah biografi yang pastinya dituliskan dengan bantuan penulis yang sudah lebih mumpuni. Itu sah saja dilakukan karena si tokoh yang dikisahkan dalam biografi mungkin bukanlah orang yang mudah menuangkan makna dalam kata-kata, atas pesanan, atau mungkin sudah lama tiada.

Contoh karya tulis yang sebaiknya tidak dibuatkan oleh orang lain adalah skripsi, tesis atau karya ilmiah lainnya. Banyak oknum mahasiswa yang melakukan atau meminta jasa penulisan skripsi (joki) dengan banyak alasan/pembenaran. Tidak ada waktu, berbenturan dengan proyek lainnya, ingin lulus dengan nilai terbaik, dan sebagainya.

Sebenarnya bukannya tidak boleh menggunakan jasa penulisan profesional, banyak kok penulis yang menjadi penulis bayangan alias ghostwriter atau copywriter bagi proyek pariwara (iklan dengan bentuk artikel, penulisan brosur dan media promosi lain yang sarat kata-kata.) Tentunya wajib dengan berbagai perjanjian atau kontrak yang sah dan kuat secara hukum.

Yang disayangkan, apabila jasa penulisan itu menjadi blunder, yang nulis siapa, yang dipuji/dianggap jago nulis siapa.  Atau dalam bidang edukasi, patutkah kita dapat IP atau lulus dengan nilai tinggi namun sejatinya diam-diam karya ilmiah kita dituliskan oleh orang lain?

Jauh lebih baik dan lebih mulia jika kita berusaha terlebih dahulu dengan hati, otak, mata dan tangan kita sendiri. Penulisan karya apapun itu, akan jauh lebih memuaskan dan membanggakan jika kita mampu melakukannya sendiri!

Jelek-jelek karya sendiri. Banggalah dan teruslah meningkatkan mutu. Yang penting asli dan dituliskan dengan segenap hati, daya upaya mandiri. Niscaya dunia akan lebih menghargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun